JOMBANGtarunanews.com, Makam Mbah Sayyid Sulaiman yang berada dusun Rejoslamet, desa Mancilan Kecamatan Mojoagung, tepatnya 750 meter sebelah utara Balai desa setempat, adalah satu-satunya pesarehan yang berada di wilayah Makam Umum Islam desa tersebut . Sayangnya, keberadaan pesarehan Mbah Sayyid Sulaiman seolah-olah tidak mendapat perhatian dari Pemkab setempat. Akibatnya, perbaikan dan perawatan pesarehan itu kurang mendapat dukungan dana, selain mengandalkan  hasil dari swadaya masyarakat dan para peziarah yang berkunjung ke tempat itu.

Saat ini saja pengurus pesarehan dan masyarakat dibuat kelimpungan ketika hendak melakukan perbaikan dan perawatan makam. Minggu ( 3/1 ) kepada media, Prasetyo sekertaris Karang taruna desa Mancilan
mengatakan, ketidak pedulian Pemkab Jombang yang hingga kini enggan membantu dana untuk perbaikan fasilitas makam sangat disayangkan masyarakat dan peziarah yang datang. Terlebih melihat kondisi makam yang sangat memprihatinkan, sarana Tempat Pembuangan Akhir ( TPA) sampah di area makam tidak memadahi sehingga sampah menumpuk dibelakang pesarehan sebelah timur, apalagi di musim hujan seperti saat ini keberadaan sampah tersebut sangat mengganggu dan menimbulkan bau menyengat parahnya lagi belatung pun muncul dimana-mana sehingga membuat peziarah tidak nyaman.

Baca Juga :  Tradisi Bulan Suro, Nelayan Lampon Banyuwangi Gelar Petik Laut

Tentunya kami berharap Pemkab Jombang bersedia membantu, karena selama ini memang kurang peduli terhadap makam leluhur kami ini,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan salah seorang warga setempat Budi warga RT 4 RW 1 dusun Rejoslamet Menurutnya, jika saja Pemkab Jombang bersedia membantu, tentu saja secara tidak langsung ikut menciptakan kondisi nyaman. “Artinya para peziarah dan masyarakat merasa nyaman ketika berkunjung kemari. Selain itu Pedagangpun merasa terbantu dan secara otomatis pendapatan mereka ikut meningkat. Sangat tidak etis jika Pemkab Jombang tidak memberi perhatian dan dukungan terhadap keberadaan makam itu. Kami melakukan ini semata-mata bertujuan melestarikan budaya leluhur desa Mancilan  yang sudah menjadi salah satu wisata religi pungkasnya.

Baca Juga :  Paska Pelantikan, Kades Seketi Langsung Tancap Gasl

Seperti diketahui, pesarehan itu memang kerap di kunjungi peziarah dari berbagai daerah. Bahkan setiap malam Jum’at Legi, lokasi wisata religi itu selalu didatangi ribuan peziarah dari berbagai daerah dalam rangka berziarah, manakib, istighotsah, tahlil, khotmil Qur’an, binadhar dan ceramah keagamaan. ( ajr/srd)

 

Leave a Reply

Chat pengaduan?