
Sidoarjo.tarunanews.com – Jalan dan saluran air (Selokan antar Desa) RT.01 RW. 01 Desa Ketimang di perbatasan antara Desa Ketimang dan Jimbaran Wetan, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo dipenuhi sampah limbah rumah tangga. Saluran air (Selokan) dan jalan yang awalnya bersih itu, kini saluran air tersumbat tumpukan sampah yang berbau dan membuat resah warga Desa Jimbaran Wetan Karena Bibir Jalan banyak Sampah berkeliaran.
Diketahui Desa Ketimang mempunyai 2 TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) RT. 07 RW. 02 yang 1 tampak terbangun tungku pembakaran sampah yang mangkrak berkarat, TPST tersebut tampak sedikit, akan tetapi sampah dikumpulkan diluar pagar TPST yang diketahui sudah ada tungku pembakaran sampah berkarat.

Warga Jimbaran Wetan yang tidak mau disebutkan namanya, saat melintas di jalan tersebut tidak hanya terganggu tapi juga harus menghirup bau tak sedap yang begitu pekat karena sampah berserakan jatuh di saluran air dan sampai ada yang dibibir jalan.
“Sudah lama sampah rumah tangga di dusun Ganggong desa Ketimang ini mas, sampai saluran air dipenehui adanya sampah kalau lewat tidak bisa terhindar dari bau yang tidak sedap ini mas,” kata warga Jimbaran Wetan yang tidak mau disebutkan namanya

Menurut warga Ketimang sendiri mengatakan, TPST tersebut sudah lama, sudah biasa petugas buang di dusun Ganggong RT. 01 RW. 01 Desa Ketimang.
” Sudah lama mas, tempat sampah itu, biasanya hanya dibakar yaa mungkin karena banyak sampah dan sangat jarang sekali petugas DLHK mengambil untuk dibuang di TPST pusat, jadi meluber sampai banyak yang masuk saluran air dan pinggir jalan.” Kata warga desa Ketimang yang tidak mau disebutkan namanya

Berbeda dengan lKusnan ketua RT. 01 RW. 01 beserta warga desa Jimbaran Wetan mengatakan ke awak media Taruna News bahwa sudah pernah melaporkan ke Umilatin Kades Jimbaran Wetan dan langsung di komunikasikan ke Kades Ketimang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.
“Saya langsung datang didesa mas, tapi Bu lurah rapat dikecamatan, hari itu juga bu lurah saya datangi dan langsung telp kades Ketimang, tapi gak tahu sampai sekarang sampah yang masuk saluran air dan dipinggir jalan yang menuju Jimbaran Wetan makin banyak”. Kata Kusnan Ketua RT Desa Jimbaran Wetan.
Dihari berbeda, Umilatin Kades Jimbaran Wetan merasakan sudah berkali-kali bilang ke kades Ketimang, akan tetapi dijawab sama kades sudah ada progres, laah sampai ada media, yaa sampaian ini menanyakan tentang sampah di desa Ketimang,” kata Umilatin kades Jimbaran wetan
Tidak berselang lama, Wahab Kades Ketimang mengatakan adanya sampah yang meluber, juga tungku pembakaran yang sudah terbangun lama, tetapi tidak terpakai karena ada kendala dengan tidak adanya aliran listrik 3 phase.
” Sampah yang di saluran air itu, karena banyak warga lain terutama perumtas 3 itu lempar sampah sampai jatuh di saluran air mas, kalau masalah tungku pembakaran yang ada di TPST itu saya masih belum menjabat kades, dan itu dapat bantuan dari Pak Atok selaku anggota dewan dari fraksi PKS “. Kata Wahab Kades Ketimang
Nanti kita kumpulkan mas, lanjut Wahab dihadapan awak media, kita akan bentuk pengelolaan sampah, karena saya juga kesulitan mas, kapan hari ada himbauan dari DLHK bahwa untuk Iuran sampah Minimal 20 ribu kalau 10 ribu jelas tidak bisa operasional apalagi warga berat dibebani dengan iuran 20 ribu perbulannya.” Lanjutnya Wahab
Ditempat Berbeda, Buntarman NS. SH Ketua Reclasseering Indonesia Komda Kabupaten Sidoarjo menyampaikan bahwa terkait dengan adanya luberan sampai dibarbagai titik di Desa Ketimang itu banyak pelanggarannya.
Anggota dewan mengucurkan anggaran besar bahkan ratusan juta untuk membangun tungku pembakaran itu sangat disayangkan kalau mangkrak tidak bisa operasional, kalau masalah aliran listrik 3 phase itu bukan suatu alasan, kan ada ApbDes kalau dimusyawarahkan untuk pemasangan listrik bisa itu, karena kepentingan masyarakat sendiri, kalau tidak terpakai sampai sudah berkarat dan sampah meluber di luar pagar TPST artinya Pengelolah sampah ini hanya menguntungkan diri sendiri.” Kata Buntarman dikantor Reclasseering Indonesia (RI)
Masyarakat jangan dibebankan, masih kata Buntarman, ia menambahkan kalau dengan iuran sampah yang dimintakan warga malah merugikan warga dan tidak menyelesaikan masalah.
” Adanya tarikan iuran sampah ke warga Ketimang sendiri saya menilai bukan menyelesaikan masalah, malah merugikan warganya sendiri. Kenapa??? Karena banyak program yang sering disampaikan Bupati Sidoarjo, adanya Bank sampah misalnya, mengelolah sampah dijadikan pupuk dll, apalagi kabupaten Sidoarjo mengedepankan Jogo Resik, kalau dengan adanya luberan sampah sampai merugikan warga desa lain, berarti besar kemungkinan pengelolah sampah desa Ketimang ini hanya menguntungkan diri sendiri dari sampah dan berakibat sampah menumpuk menjadi limbah yang berbau tak sedap.” Pungkasnya Buntarman.
Diwaktu berbeda awak media mencoba menghubungi Ribut selaku Camat Wonoayu lewat aplikasi WhatsApp, dengan adanya sampai yang menggangu warga tetangga desa dibalas, dengan kirimkan Undangan FKP dari Dinas Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air. (Yuli)
Bersambung..
>