MOJOKERTO – tarunanews.com, Terpilihnya Suher Dedianto (dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten/ MUSORKAB Mojokerto) sebagai Ketua Umum KONI yang baru untuk Kabupaten Mojokerto periode 2019-2023 (menggantikan Firman Efendi) dalam pemilihan yang dilaksanakan di Hotel Sun Palace Trowulan, entah sebagai pertanda apa, karena Suher Dedianto mampu menumbangkan Munawar Tobing (pengusaha Direktur show room mobil IMM Jakarta perwakilan Jawa Timur) yang konon merupakan orangnya Sang Penguasa Daerah, dengan ‘skor’ 17 vs 16 dari 34 ‘konstituen’ pemilik suara dimana satu Cabang Olahraga abstain yaitu Muaythai. Proses pemilihan Ketum KONI Kabupaten Mojokerto yang berlangsung hari Sabtu kemarin (14/12/2019) yang diwarnai upaya penggiringan namun gagal, menimbulkan berbagai macam persepsi. Hal tersebut kurang-lebih diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Indonesia – Olaharaga Sehat (FPI – OS), kemarin.

Menurut R. Tri Harsono, persepsi yang paling menonjol adalah bahwa publik mulai memiliki keberanian untuk melawan terhadap penguasa yang ingin merekayasa kekuasaan. Menurut R. Tri Harsono, hal ini perlu dijaga karena akan menjadi trend positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Kabupaten Mojokerto dan bisa berefek lebih luas. Trend positif bahwa masyarakat perlu memiliki keberanian terhadap penguasa ataupun pihak yang ingin berkuasa yang menggunakan cara-cara negatif termasuk kemungkinan Money Politics alias Politik Uang. Melawan mony poltics? R. Tri Harsono berharap tidak ada money poliics dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten Mojokerto tersebut. Jika benar tak ada money politics maka bisa menjadi contoh.

Baca Juga :  Bagikan 76 Bendera Merah Putih Sebagi Simbul Bersemangat Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19

Menurut R. Tri Harsono, apalagi saat ini menjelang momentum Pilkada serentak 23 September 2020 termasuk Pilbup Mojokerto yang telah memunculkan berbagai kemungkinan Cabup seperti Pungkasiadi (Wabup Mojokerto yang transisi Bupati Mojokerto), lalu Ikfina isteri Mustofa Kamal Pasa dari keluarga besar Djafaril, juga ada nama Edi Wiliang dari jalur independen, lalu Yoko Priyono dan Bu Daim.

Pada sejumlah kesempatan terpisah salah satu tokoh yang sudah kembali ke NKRI dan menetap di Mojokerto, Gus Ahmad Taji, mengapresiasi terpilihnya Suher Dedianto bukanlah dalam konteks dukung-mendukung, akan tetapi sebagai bentuk ikhtiar kepedulian yang selama ini prihatin memperhatikan keberadaan Cabang-Cabang Olahraga (Cabor) di Kabupaten Mojokerto maupun di Kota Mojokerto.

“Cabor-Cabor di Kabupaten maupun Kota Mojokerto selama ini kebanyakan tidak secara memadai perjalanannya. Kalaupun ada yang agak memadai, bukanlah karena hasil binaan Pemerintah Daerah, dan bukanlah karena hasil pembinaan induk organisasi olahraga seperti KONI misal, akan tetapi lebih karena ikhtiar para orang tua dan keluarga bersama oknum pengurus Cabor yang peduli,” ungkap Gus Ahmad Taji yang pada banyak kesempatan pertemuannya dengan Kapolres maupun Dandim bahkan Kapolda dan Pangdam adalah dalam rangka ikhtiar kepedulian untuk mencari jalan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama termasuk melalui cabor.

Untuk itu Gus Ahmad Taji, meminta Suher Dedianto yang baru terpilih sebagai Ketum KONI Kabupaten Mojokerto itu agar lebih pro aktif kepada ‘konstituen’ termasuk soal penyusunan program yang diajukan ke pihak pemerintah daerah dalam hal ini Kepala Dinas Pemuda Olahraga maupun program yang akan dikerjasamakan dengan pihak lain. “Khusus kepala Dispora ke depan juga harus lebih peduli dan pro aktif secara riil, dan bukan hanya teori,” ungkap Gus Ahmad Taji, hal yang sama diharapkannya juga ada pada Suher Dedianto yang pernah menjadi anggota DPRD Mojokerto 2014-2019 dari Partai Demokrat.

Baca Juga :  Purnomo Dan PAC PPP Se-Mojokerto Keukeh Tolak SK Untuk DPC PPP Kabupaten Mojokerto Pimpinan Arif Winarko Dkk

Menurut Gus Ahmad Taji, Suher Dedianto telah mendapat amanat dengan memenangkan pemilihan ketum KONI dengan merebut 17 suara di antara 34 Cabor yang ada di Kabupaten Mojokerto. Adapun di antara 34 Cabor tersebut termasuk PSSI, Perbasi (Basket), PBVSI (Bola Voli), Perkemi (Kempo), PBSI (Bulutangkis), PABBSI (Angkat Besi), PASI (Atletik), PGSI (Gulat), PRSI (Renang), PTMSI (Tenis Meja), PSTI, PWI, FORKI, POSSI, IPSI, PJSI, PTI, ISSI, PELTI, FPTI, FHI, PODSI, IKASI, PERCASI, POBSI, PDBI, KODRAT, FOPI, MUAYTHAI, KBI, PERPANI, ABTI, PBJI, FASI.

Hal yang kurang lebih sama dengan Gus Ahmad Taji, disampaikan Siswahyu Kurniawan penulis buku biografi sejumlah tokoh nasional, yang anaknya Ahmad Dzaki Akmal Yuda (kelahiran 2004) kebetulan adalah atlet yang telah memiliki berbagai pengalaman dan prestasi sebagai pemain sepakbola di level nasional termasuk pernah di Bhayangkara FC U14-U15-U16 (tahun 2017-2019), lalu di Kalteng Putra U16 saat pra Liga 1 U16 nasional Elite Pro Academy dalam Festival Filanesia Liga 1 U16 tahun 2019 (bergabung Februari – April 2019), kemudian dipanggil masuk Persebaya U16 Elite Pro Academy (EPA) mulai pada akhir April 2019 hingga sekarang dan saat Liga 1 U16 EPA 2019, Persebaya U16 berhasil meraih Juara 3 nasional.

Baca Juga :  Warga Lamongan dihebohkan dengan se,ekor sapi Hendak Disembelih mengamuk

Menurut Siswahyu Kurniawan, bahkan perlu turun tangan Menteri Pemuda Dan Olahraga Zainuddin Amali untuk mempercepat kemajuan olahraga secara nasional termasuk pengawasan yang jelas dan terukur terhadap Dispora-Dispora di daerah-daerah. Termasuk menurut Siswahyu Kurniawan, bahwa Menpora Zainudin Amali, sangat penting agar mengkaji untuk memberi penghargaan kepada para orang tua atlet olahraga karena terbukti bahwa ujung tombak utama yang berkorban dan penuh pengorbanan adalah wali murid yang terbanyak. “Pak Menpora Zainudin Amali penting untuk memberi penghargaan kepada para wali murid atlet olahraga sebagai Pahlawan Olahraga,” ungkap Siswahyu berharap kepada Menpora Zainuddin Amali yang juga merupakan sahabat dari Yusuf Husni (Kosgoro Jatim), Ganjar Razuni sekretaris Dewan Pakar DPP Partai Golkar, juga politisi Yusuf Wibisono yang sedang pemulihan setelah terkena stroke ringan. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).

Leave a Reply

Chat pengaduan?