Foto: Siswahyu, Artiyan, Joko, dan Mustofa

SURABAYA – tarunanews.com. Olahraga apapun, lebih-lebih sepakbola, telah melekat semacam slogan My Game Is Fair Play, meskipun entah itu para pelakunya mau ikhtiar niat melaksanakan hal tersebut ataukah tidak. Juga dimana-mana tak jarang kelihatan kasat mata banyak hal yang justru mencederai My Game Is Fair Play tersebut. Betapa dalam tayangan media televisi maupun media lainnya, mafia sepakbola dari pusat hingga daerah justru tak jarang yang melibatkan pengurus organisasi itu. Dari level atas sampai bawah, sehingga tak jarang yang menjadi korban adalah para pesepakbola, termasuk pesepakbola junior anak-anak bersama para wali muridnya yang tak jarang mengeluarkan dana besar-besaran namun dengan program yang tidak jelas bahkan tak jarang yang terkesan tipu-tipu. Kurang lebih hal tersebut diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Indonesia – Olahraga Sehat (FPI-OS) Jawa Timur dalam diskusi terbatas di Surabaya hari ini (21/08/2020).

Baca Juga :  Majapahit Bangkit dan Mojokerto Menjadi Contoh

R. Tri Harsono pun menyebut untuk mengatasi atau meminamalisasi permasalahan tersebut salah satunya adalah perlu dicari pengurus (kalau dalam sepakbola adalah Askab/Askot PSSI, red.) yang memiliki integritas tinggi dan benar-benar peduli pada pembinaan pesepakbola usia dini usia muda, dan bukan yang pura-pura peduli. Selain itu menurut R. Tri Harsono juga perlu kepedulian pihak pemerintah-pemerintah daerah maupun pihak terkait. “Walikota maupun Bupati harus peduli, apalagi Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan aturan mengenai percepatan pembangunan olahraga sepakbola secara nasional,” ungkap R. Tri Harsono seraya menyebut sejumlah daerah yang akan ada kongres PSSI termasuk diantaranya Kabupaten Gresik dan Kota Mojokerto, yang diharapkan akan terpilih para pengurus yang berintegritas serta bisa menjadi contoh, juga diharapkan oleh R. Tri Harsono agar Asprov PSSI Jatim mendukung langkah-langkah positif daerah jelang kongres dengan koordinasi yang efektif agar tidak menimbulkan gejolak dan kesalahpahaman.

Ditemui terpisah, Mustofa salah satu pemerhati olahraga menyampaikan ada iklim yang kelihatan akan bagus dari arus bawah di Kabupaten Gresik maupun Kota Mojokerto dalam perjalanan menuju pelaksanaan kongres di masing-masing daerah. Bahkan menurutnya untuk Askot PSSI Mojokerto diantaranya telah muncul dua calon ketua yang sama-sama memiliki pemahaman siap untuk menjadi ketua ataupun wakil ketua, yaitu Artiyan dan Joko, yang diharapkannya saling bersinergi. “Di Askot PSSI Mojokerto juga telah terbentuk Panpel kongres Askot dengan Ketua Eri Prayogo dan Siswahyu Kurniawan selaku sekretaris, serta Huda sebagai anggota,” ungkap Mustofa yang juga aktivis PP dan Pemuda Garuda Bersatu (nasional, red ).

Baca Juga :  Sambut Hari Jadi Jombang ke-112, Warga Nglele Sumobito Bersih Lingkungan

“Sudah saatnya para Askot maupun Askab benar-benar berbenah,” ungkap Mustofa seraya menyinggung jika dalam kongres Askot PSSI Mojokerto ingin terjadi aklamasi maka dua calon itu bersama para klub anggota agar berunding jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan kongres.

Terpisah dikonfirmasi, Siswahyu Kurniawan selaku sekretaris Panitia Pelaksana kongres Askot PSSI Mojokerto tahun 2020, membenarkan rencana pelaksanaan kongres tersebut. How if, bagaimana mengenai soal aklamasi? Siswahyu Kurniawan menjelaskan hal tersebut terserah pada para calon ketua dan para klub anggota Askot PSSI Mojokerto. “Kami sebagai panpel kongres hanya bertugas menyiapkan sarana dan prasarana, serta saat hari pelaksanaan nanti, dan untuk itu memang harus dalam koridor Askot dan koordinasi Asprov PSSI Jatim,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang pernah di Jawa Pos Group Surabaya, dan penulis buku Humor Sepakbola ini. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).

Baca Juga :  Pj Sekda Buol, Tekankan Pentingnya Perhatian Terhadap Kesejahteraan Lansia

Leave a Reply

Chat pengaduan?