
BEKASI – tarunanews.com, Adanya salah satu baliho elite parpol PPP Bekasi menjadikan heboh dan mengundang berbagai reaksi, saat menyertakan gambar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan disertai tulisan: Anies Baswedan For Presiden 2024 yang terpampang.

Baliho dalam rangka mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1443 H / 2022 M itu berisi gambar Anies Baswedan dengan tulisan ‘Anies Baswedan For Presiden 2024’ dan ‘Mari Raih Kemenangan’, serta H. Sholihin S.Ip sebagai Ketua DPC PPP Kota Bekasi sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh.

Aspirasi dalam lingkungan PPP juga datang dari salah satu tokoh nasional yang kyai besar di Jawa Timur, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim (ASC) ketua umum Persatuan Guru NU (PERGUNU) yang putera dari KH Abdul Chalim (salah satu pendiri Nahdlatul Ulama / NU, red.) yang pengasuh ponpes Amanatul Ummah (Surabaya dan Mojokerto). Aspirasi Kyai Asep, pembina Media Independen Online / MIO Provinsi Jatim, pria kelahiran 16 Juli 1955 (usia 67 namun energik, red.) adalah Khofifah Indar Parawansa gubernur Jatim untuk minimal menjadi Cawapres 2024, dimana saat Khofifah menang Pilgub Jatim tahun 2018 tidak terlepas dari peran Kyai Asep Saifuddin Chalim sebagai ‘juru – bicara’ termasuk pendanaan lebih dari Rp.10 Miliar.

Lantas seberapa besar kans Anies Baswedan untuk bisa diusung menjadi Capres 2024? Apakah berpasangan dengan Khofifah sebagai Cawapres ataukah dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang dikenal sebagai AHY?
R. Trihar pemerhati masalah sosial politik melihat peluang Anies Baswedan cukup besar untuk bisa diusung menjadi Capres 2024. “Menurut nalisa dan feeling saya, bisa saja Anies Baswedan sebagai Capres dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Cawapres jika melihat soal adanya sejumlah parpol pemilik kursi yang hari-hari ini memiliki kecenderungan untuk mengusung Anies Baswedan dan AHY,” ungkap R. Trihar meskipun tak menyebut parpol mana yang memiliki kecenderungan tersebut.

Menurut Siswahyu Kurniawan jika Pilpres diadakan saat ini maka ada kecenderungan Capres Anies Baswedan dan Cawapres AHY akan diusung minimal oleh tiga parpol yaitu Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, dan PPP 19 kursi dengan total 132 kursi yang melebihi syarat minimal 115 kursi. PPP yang salah satu tokohnya adalah Syaifullah Tamliha (pria kelahiran 18 Mei 1969, usia 53 tahun, yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi 5 DPR RI yang salah satu mitranya adalah Kementerian Perhubungan, red.) meskipun memiliki ‘hanya’ 19 kursi namun justru bisa ‘fleksibel’ dan bisa menjadi penentu mengusung Capres dan Cawapres.
Sedangkan DPP PDIP, menurut Siswahyu Kurniawan bahwa Sang Ketua Umum Megawati Sukarnoputri tidak akan terlalu berani berspekulasi sehingga kemungkinan akan mengusung figur-figur dari internal dengan Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Puan Maharani atau bisa juga sebaliknya. Menurut Siswahyu Kurniawan, kemungkinan langkah tersebut diambil karena sejumlah hal. Diantaranya karena pada saat menghadapi Pilpres 2024 nanti, PDIP juga sedang berusaha menyiapkan transisi kepemimpinan dari Megawati Sukarnoputri kepada Puan Maharani. Jika hal tersebut menjadi pertimbangan prioritas maka Capresnya Puan Maharani dan Cawapresnya Ganjar Pranowo.
“Jadi Mbak Mega yang pada 23 Januari 2022 yang baru lalu memasuki usia ke-75 (kelahiran 23 Januari 1947, red.) berhadapan pada sesuatu yang dilematis, diantara pilihan soal Pilpres dan transisi suksesi Ketua Umum DPP PDIP dalam trah Bung Karno, ataukah suksesnya PDIP. Tentu semua ingin dicapai, namun harus ada sejumlah skenario berdasarkan sejumlah kemungkinan skala prioritas,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang kebetulan putrinya yang bernama Khansadinah Nahdah Wahyuda (Dinah / Khansa, yang telah Tingkat Tiga ikatan dinas Kementerian Perhubungan di PTDI STTD Bekasi, red.) memiliki tanggal lahir yang sama dengan Megawati Sukarnoputri. Jika Megawati kelahiran 23 Januari 1947, tapi Khansadinah Nahdah Wahyuda kelahiran 23 Januari 2001 dimana kesamaan tanggal diyakini karena pada masa sebelum kelahiran puterinya, sangat membela Megawati Sukarnoputri.
Jika hal tersebut terjadi maka pertarungan seru bakal terjadi antara Capres Anies Baswedan dan Cawapres AHY versus Capres Puan Maharani dan Cawapres Ganjar Pranowo dimana PDIP dengan 128 kursi tidak perlu koalisi untuk mengusung Capres – Cawapres.
Pilpres 14 Februari 2024, sekitar dua tahun lagi itupun akan lebih seru ‘pertarungannya’ saat Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Khofifah Indar Parawansa diusung Gerindra yang memiliki 78 kursi dan PAN yang memiliki 44 kursi atau total 122 kursi. Jika hal itu terjadi maka bisa saja Goklar yang memiliki 85 kursi dan PKB dengan 58 kursi (total 143 kursi, red.) akan mengusung Capres Airlangga Hartarto dan Cawapres Muhaimin Iskandar. Sedangkan PKS dengan kekuatan 50 kursi memiliki alternatif gabung Capres Anies Baswedan ataukah Capres Prabowo Subianto, atau mungkin saja yang lain dengan pertimbangan ‘bagi – tugas’.
Peta ‘realistis’ itu menurut Siswahyu Kurniawan bisa saja terjadi jika Pilpres dilaksanakan hari-hari ini, sebab bergantung terhadap siapa penentu dari ‘para’ parpol pemilik kursi. Namun masih ada waktu sekitar dua tahun, bisa saja tiba-tiba misal ada badai yang menyebabkan perubahan peta.
Jika dalam waktu saat ini, posisi Anies Baswedan sebagai sesama yang sedang menjabat Gubernur di daerahnya masing-masing, masih lebih beruntung daripada Ganjar Pranowo. Diantaranya karena jika Pilpres usai, Ganjar tidak bisa maju menjadi Cagub Jateng lagi pada 27 November 2024 sedangkan Anies Baswedan masih bisa maju Cagub DKI Jakarta 27 November 2024.
Terpisah, Dahlan Watihellu pengamat sosial politik pemegang magister Universitas Pertahanan Indonesia, malah menyebut bisa saja Capres Anies Baswedan dan Cawapres Puan Maharani atau sebaliknya. Meskipun menurut Dahlan Watihellu yang pernah jadi pengurus PB HMI pusat ini, hal tersebut bergantung kepada para parpol pengusung.
“Kalau misalnya mereka berdua berpasangan, saya pikir mereka putra-putri terbaik Indonesia. Entah itu nanti Anies capres dan Puan cawapres atau sebaliknya. Itu kan tergantung dari partai-partai pengusung, nanti diputuskan seperti apa,” ungkap Dahlan Watihellu.
Dahlan Watihellu yang bakal calon Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Provinsi Maluku ini menilai dari segi peluang dua figur tersebut, Anies dan Puan, sangat berimbang meskipun Anies Baswedan sedikit unggul karena relawannya sudah bergerak, namun Puan Maharani juga memiliki kekuatan yang besar yaitu partai politiknya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Sis).