Img 20211116 Wa0003

 

Img 20211116 Wa0003
SURABAYAtarunanews.com, Untuk memastikan keamanan dan ketertiban menjelang hari Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022, Polrestabes Surabaya menggelar Forum Discution Grup (FGD) Bersama Forum Komunikasi antara Umat Beragama (FKUB) dan Komunitas Jogo Boyo serta beberapa Stakholder terkait di Gedung Bhara Daksa Polrestabes Surabaya, Senin 15 November 2021.

Hal ini digelar untuk membahas Pengamanan selama Nataru (Natal dan Tahun Baru) dan juga menghindari hal-hal kejadian yang tidak diinginkan. Mengingat kota Surabaya pernah mengalami insiden Bom Bunuh Diri di Gereja beberapa Tahun silam.

Img 20211116 Wa0001
” Kedua, terkait situasi ditengah pandemi covid19, bahwa dari pola Pengamanan Natal dan Tahun Baru, kami persiapkan dari awal untuk proses pelaksanaannya agar dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi Transmisi covid19,” tutur Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol A. Yusep Gunawan.

Yusep menyampaikan mekanisme Pengamanan untuk Nataru, sama seperti Tahun lalu. Gereja akan dilengkapi dengan Fasilitas Digital bagi umat yang hendak masuk ke Gereja, saat pelaksanaan Natal, yaitu menggunakan undangan dan Barcode.

Baca Juga :  Kembali Berinovasi Polresta Malang Kota Launching Podcast "RAPOPO SIS"

” Artinya untuk memastikan bahwa yang diundang oleh pihak Gereja adalah betul yang hadir, itu juga untuk mengantisipasi potensi-potensi yang tidak di inginkan,” kata Yusep.

Img 20211116 Wa0000
Yusep mengatakan, pihaknya memastikan kegiatan Natal akan terjaga dengan baik. Juga akan membuat konsep Pengamanan Ring atau Berlapis, dan melakukan upaya Pembatasan tertentu.

” Baik pembatasan dalam upaya PPKM maupun pembatasan dalam rangka mengantisipasi Potensi, yaitu dengan batas Sekat Kota maupun batas wilayah Lingkungan Gereja itu sendiri,” kata Yusep.

Yusep menyampaikan, bahwa pihaknya juga akan melalukan Geladi Kesiapan terkait pola Pengamanan sudah direncanakan Polrestabes Surabaya.

Sementara itu, untuk pengamanan Tahun Baru 2022 itu, Polrestabes Surabaya akan mengupayakan yaitu pembatasan kerumunan-kerumunan, khususnya aktivitas masyarakat. Hal ini terkait untuk mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga covid19.

Baca Juga :  Polres Tanjung Perak Hadiri Hantar Sambut Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak.

” Kami akan upayakan membatasi kerumunan-kerumunan khususnya aktivitas masyarakat, karena untuk menghindari adanya transmisi terkait gelombang ketiga dalam penyebaran covid19 di Surabaya dan memastikan supaya covid19 terkendali, keamanan tercipta, dan pemulihan ekonomi pusat berkembang sesuai keinginan Pemkot Surabaya,” papar Yusep.

Bahkan dalam pengamanannya, Polrestabes Surabaya juga akan melakukan penyekatan dan pembatasan. Namun, juga akan melihat terkait efektivitas dari pembatasan tersebut.

” Kita akan lihat, efektifnya seperti apa, tanpa mengurangi fasilitas-fasilitas ruang, tetap berjalan dengan baik,” ucap Yusep mantan Dirreskrimsus Polda Jatim.

Begitu juga dengan tempat wisata, pihak Kepolisian akan melakukan pembatasan di tempat wisata itu sesuai ketentuan PPKM. Baik yang melalui aplikasi PeduliLindungi maupun dengan Regulasi yang ada.

Baca Juga :  Residivis Pengedar Sabu 48,97 Gram Ditangkap Satresnarkoba Polrestabes Surabaya

” Artinya, bahwa keberlangsungan keamanan covid19 itu tergantung pada masyarakat, untuk saling mengingatkan, saling membantu dan bergotong royong, untuk bisa memastikan Surabaya tetap aman dari covid19 dan dari berbagai gangguan Kamtibmas,” urai Yusep.

Sementara itu, Ketua Persatuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia (PGLI) Kota Surabaya, Pendeta Samuel MTH menuturkan, bahwa segera pihaknya akan menyampaikan hasil FGD tersebut kepada seluruh Gereja anggota PGLI.

Samuel menambahkan, dalam pelaksanaan Natal 2021, pihaknya akan menggunakan sistem Online bagi para Jemaat yang hendak ke Gereja. Jemaat Wajib mengisi Daftar Hadir satu minggu sebelum Kehadiran.

” Ini diberlakukan hampir kesemua Gereja yang mengikuti Online atau Hybrid, karena dibatasi sesuai anjuran Pemerintah Kota, kalau sekarang 75 persen, tapi yang hadir kebanyakan 50 persen, itu biasanya Gereja-Gereja menengah keatas,” pungkas Samuel MTH. (BERTUS).

Leave a Reply

Chat pengaduan?