Img 20210421 Wa0023
Img 20210421 Wa0023
SURABAYAtarunanews.com,  Majapahit yang berdiri pada tahun 1293 merupakan kerajaan terbesar di Nusantara Indonesia dan menjadi bagian utama cikal bakal Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang juga diakui oleh para tokoh pejuang maupun Proklamator Kemerdekaan termasuk ketika Indonesia proses di sekitar waktu Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Tak mengherankan jika ‘napak-tilas’ di sekitar waktu pendirian Majapahit pun ‘diadopsi’ sebagai tanggal-tanggal penting berbagai pihak, misal tanggal 9 Mei 1293 yang diyakini sebagai awal tonggak menangnya Raden Wijaya Sang Pendiri Majapahit (atas pasukan Mongol, red.) pun digunakan sebagai acuan lahirnya Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sehingga tiap tanggal 9 Mei diperingati sebagai HUT Kabupaten Mojokerto. Kemudian untuk tanggal 31 Mei 1293 yang diantaranya dinilai sebagai salah satu puncak kemenangan Raden Wijaya atas pasukan Kekaisaran Tartar (Mongol, red.) dengan pasukan Mongol terusir salah satunya melalui pelabuhan di Surabaya, pun kemudian tanggal 31 Mei itu tiap tahun diperingati sebagai HUT Hari Lahir-nya Kota Surabaya.

Kurang lebih hal tersebut diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Jatim Sejahtera (FPJS) dalam diskusi terbatas di Surabaya kemarin (20/04/2021), seraya menyebut para pejuang jelang Proklamasi RI termasuk Bung Karno (Ir Soekarno yang lahir di Peneleh Surabaya pada 6 Juni 1901 yang kemudian menjadi Presiden RI ke-1, red.) dan Prof. Mr. Muhammad Yamin tokoh kelahiran Sawahlunto (Sumatera Barat, 24 Agustus 1903, red.) merupakan tokoh-tokoh besar yang tak melupakan Majapahit, bahkan banyak hal yang berhubungan dengan Mahapahit pun yang kemudian dijadikan bagian dari Indonesia seperti istilah Pancasila, lalu soal bendera Merah Putih, juga soal istilah Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa dan masih banyak hal-hal yang lain lagi.

Spirit Majapahit yang begitu kental dipegang oleh Bung Karno, M. Yamin dan para pejuang lain sekitar Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 tersebut mengejawantah. Termasuk mengenai Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang diantara tokohnya adalah M. Tamin yang terinspirasi oleh Sumpah Amukti Gajahmada pada tahun 1334 yang merupakan Mahapatih Majapahit. Sumpah Amukti Palapa menyatukan nusantara, yang menginspirasi Sumpah Pemuda yang pada intinya adalah: Berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia, Berbahasa Satu Bahasa Indonesia.

Baca Juga :  Sektor Pertanian Tuban Jadi Pilot Projeck Program 1000 Agrippreneur

Menurut R. Tri Harsono, dengan spirit yang kuat terhadap Majapahit, menjadikan penyemangat yang besar bagi lahirnya Indonesia. Bahkan M. Yamin sempat mengusulkan bahwa wilayah Indonesia seharusnya kurang lebih adalah sama dengan wilayah Majapahit meskipun hal tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Yang jelas menurut R. Tri Harsono wilayah kekuasaan Majapahit sangat luas, bahkan diyakini bahwa sekitar 500 tahun setelah ‘hilangnya’ Majapahit maka Majapahit akan bangkit kembali meskipun bukan dalam pengertian sama persis dengan Kerajaan Majapahit akan tetapi Spirit Untuk Kesejahteraan Rakyat seperti pada zaman Majapahit diantaranya dengan munculnya para calon pemimpin yang ‘berbau’ wilayah Majapahit.

“Ada keyakinan bahwa setelah 500 tahun hilangnya Majapahit, maka akan lahir pemimpin Indonesia yang berbau wilayah Majapahit,” ungkap R. Tri Harsono seraya menyebutkan bahwa diantara wilayah utama Majapahit adalah Jawa Timur, lebih-lebih Mojokerto – Surabaya dan sekitar. Selain itu R. Tri Harsono menyebutkan bahwa antara Majapahit, Demak, Pajang, Mataram Islam, hingga Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualam maupun sejumlah tempat lainnya merupakan satu garis riwayat dalam rangkaian sejarah kerajaan Jawa.

Sehingga tak mengherankan menurut R. Tri Harsono bahwa mayoritas masyarakat Jawa meyakini bahwa yang akan memimpin Indonesia (atau menjadi Presiden RI, red.) pada tahun 2024 adalah dari Bumi Majapahit sekaligus sebagai semacam ‘reinkarnasi’ kelahiran kembali Nusantara untuk menuju kejayaan Indonesia. R. Tri Harsono pun mengungkap bahwa masyarakat Jawa pun banyak menyebut sejumlah nama dari sekitar Bumi Majapahit yang layak menjadi Calon Presiden RI tahun 2024 – 2029, diantaranya Pangeran La Nyalla Mahmud Mattalitti Hardonagoro ketua DPD RI (Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro, pria kelahiran 10 Mei 1959 red.), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kelahiran 19 Mei 1965, red.), Wakil Ketua DPR RI Gus Abdul Muhaimin Iskandar / Gus AMI (Cak Imin, kelahiran 24 September 1966, red.), Menteri Sosial Tri Rismaharini (kelahiran 20 November 1961, red.) dan tokoh spiritual Gus Tur.

Baca Juga :  Ketua Umum GIAN Hadiri Pra Launching Pomdes ZIP Mitra Ngawi Jawa Timur.

Bakal lahirnya Calon Presiden tahun 2024 dari Bumi Jawa Majapahit bagi R. Tri Harsono merupakan sesuatu yang sangat mungkin apalagi dari data pemilih dari Jawa diperkirakan akan mencapai sekitar 120 juta pemilih diantara 200 juta pemilih se-Indonesia.

Menurut R. Tri Harsono bahwa Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro yang Ketua DPD RI memiliki peluang yang cukup kuat menjadi Calon Presiden RI 2024 dan minimal Calon Wakil Presiden. Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro dinilai berpeluang besar jika bisa mengefektifkan posisi sebagai Ketua DPD RI yang juga merupakan figur yang baru muncul dalam peta politik ‘formal’ Indonesia meskipun melalui DPD RI akan tetapi langsung menggebrak menjadi Ketua DPD RI, sekaligus Ketua DPD RI yang langsung intensif turun ke lapisan masyarakat seluruh Indonesia untuk serap aspirasi yang langkah-langkah tersebut dalam waktu singkat mampu mengalahkan ‘institusi-institusi’ lain.

“Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro sebagai wajah yang fresh dalam peta politik formal nasional Indonesia, yang bisa menjadi jalan kompromi berbagai partai politik. Dimana akan banyak partai politik mengalami kebutuan negosiasi sehingga memerlukan figur alternatif untuk bisa saling memahami, dan disitulah posisi strategis Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagiro yang juga bergelar dari Keraton Kasunanan Surakarta, namun dari kecil hidup di Surabaya hingga kini. Akan banyak tokoh politik dari partai politik yang akan tersandera, apalagi Pilpres dilaksanakan bersamaan dengan semua pemilihan termasuk Pemilihan DPR RI, Pemilihan DPD RI, Pemilihan para Kepala Daerah se-Indonesia, dan Pemilihan para anggota untuk DPRD Provinsi maupun Kabupaten dan Kota. Akan banyak merugikan partai politik dan para tokohnya akan tetapi justru menguntungkan untuk Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro. Bahkan bisa menyatukan Jatim – Jateng dan Jawa umumnya,” ungkap R. Tri Harsono yang salah satu saudaranya adalah orang penting di KPK.

Baca Juga :  Koramil 0221/Kopo Kodim 0602/Serang, Semprotkan Bios-44 Di Lahan Jagung

Menurut R. Tri Harsono dengan langkah cepat yang mendahului lainnya, maka peluang kian besar dimiliki Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro apalagi sebagai Ketua DPD RI yang peduli serap aspirasi keliling Indonesia. Meskipun menurut R. Tri Harsono bahwa bukan berarti menutup peluang bagi yang lain, bukan berarti menutup peluang Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, Gus AMI maupun Gus Tur. Masing-masing tetap memiliki peluang, lebih-lebih jika bisa saling melengkapi.

Terpisah Siswahyu Kurniawan penulis buku Bung Karno Dan Pak Harto, kurang lebih menyampaikan pandangan yang sama dengan R. Tri Harsono bahwa untuk Presiden RI tahun 2024 adalah berasal dari sekitar Bumi Majapahit, tokoh-tokoh Jatim terutama yang besar di sekitar Surabaya – Mojokerto termasuk Pangeran La Nyalla Mattalitti Hardonagoro, Khofifah Indar Parawansa, Gus AMI, Tri Rismaharini dan Gus Tur. Tinggal bagaimana agar tokoh-tokoh tersebut bisa bersinergi.

Menurut Siswahyu Kurniawan meskipun ada semacam ‘siklus’ alamiah bahwa giliran akan muncul pemimpin Indonesia dari sekitar Bumi Majapahit, akan tetapi tetap diperlukan kolaborasi yang smooth serta ikhtiar-ikhtiar yang memadai, terutama menyangkut pemahaman bahwa akan datang saatnya harus memakmurkan rakyat Indonesia seperti kemakmuran yang diberikan Majapahit kepada rakyatnya.

Sekadar catatan, di DPR RI periode 2019 – 2024 terdapat 575 kursi, dimana untuk maju Capres – Cawapres diperlukan 20 persen kursi atau sama dengan minimal 115 kursi. Banyak masyarakat yang berharap Pilpres 2024 nanti akan ada minimal tiga (3) pasang Capres – Cawapres. Adapun perolehan kursi adalah sebagaimana berikut dibawah ini.

1. PDI-P: 128 kursi
2. Golkar: 85 kursi
3. Gerindra: 78 kursi
4. Nasdem: 59 kursi
5. PKB: 58 kursi
6. Demokrat: 54 kursi
7. PKS: 50 kursi
8. PAN: 44 kursi
9. PPP: 19 kursi
Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?