89e76717 A685 455d Aac0 A8c66cd002a7

Jombang, tarunanews.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, berkunjung ke Jombang, pada Senin (12/9/2022) siang. Kunjungan kerja kali ini untuk memantau penanganan stunting di Kabupaten Jombang.

Muhajir Effendy dan rombongan tiba pukul 15.00 WIB, di Pendopo Kabupaten Jombang. Kehadirannya, disambut Bupati Mundjidah Wahab, Wabup Sumrambah, Dansatradar 222, Sekdakab Agus Purnomo, Asisten Pemerintahan dan beberapa kepala OPD terkait. Dalam ramah tamah tersebut Menko sempat berbincang terkait penanganan stunting di Jombang.

“Jadi kedatangan kami untuk memastikan apakah program prioritas dari Bapak Presiden, terutama pembangunan SDM berjalan di lapangan,” tutur Muhadjir Effendi.

Salah satu program prioritas Presiden, diantaranya percepatan penanganan stunting dengan target 14 persen di 2024. “Ada juga penanganan kemiskinan ekstrem, diharapkan 2024 nanti bisa tuntas dan tidak ada lagi, khususnya di Jombang,” tambahnya.

Baca Juga :  Serbu Balai Kota Surabaya, Ratusan Pekerja Seni Gelar Pentas Reog Tuntut Pencabutan Perwali Nomor 33/2020

Terkait penanganan stunting, Muhajir Effendy Menko PMK mengimbau Pemkab Jombang menggunakan pembiayaan lintas sektoral agar lebih cepat dan efisien. “Penanganan stunting pembiayaan tidak hanya dari satu sektor, tapi bisa multisektoral mulai APBD, Dana Desa dan pusat melalui Kemensos RI, agar stunting dan kemiskinan ekstrem ini tuntas,” tegasnya.

dr. Pudji Umbaran Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPPA) Jombang, menyampaikan saat ini kasus stunting di Jombang ini terdeteksi ada 13 persen dari total penduduk di Jombang sebanyak 1,3 juta jiwa. “Angka ini lebih rendah daripada target temuan nasional,” tuturnya.

Hanya saja, lanjut dr Pudji, dari hasil verifikasi lapangan yang dilakukan, masih ditemukan data keluarga yang berpotensi stunting mencapai 20 persen dari total jumlah penduduk di Jombang. “Dan warga inilah kita cegah jangan sampai terjadi stunting baru,” tambah dia.

Baca Juga :  Partisipasi Aktif Bojonegoro Untuk Wujudkan Smart City

la menyebut, data 20 persen potensi data itu berasal dari beberapa kategori. Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, balita dan anak usia di bawah dua tahun. “Ini juga kami potret mulai dari penyebabnya, apakah karena mungkin kemiskinan, ketidaktahuan, penyakit atau karena dampak lingkungan,” pungkasnya.

Usai dari Pendopo, Menko melanjutkan kunjungan ke Balai Desa Losari Ploso untuk berdialog terkait penanganan stunting di wilayah utara Brantas.(WAG)

Leave a Reply

Chat pengaduan?