

Hal ini, disadari betul oleh para petinggi Parpol. Karena, ketepatan kecerdasan dan kesungguhan dalam jatuhkan Rekom sosok kandidat Capres sesuai kreteria tertentu merupakan goal getter elektabilitas.
Sedangkan Cawapres, rakyat sebagai pemilih telah mengalami kekecewaan masa lalu. Pengalaman rakyat jadi hikmah dan pelajaran sangat membekas paling dalam. di hati yang
Untuk itu, para petinggi Parpol sedang menela’ah, memilah dan memilih sosok bisa dianggap menyatukan seluruh elemen kelompok dan golongan masyarakat. Jika, tetap Parpol itu ingin tetap eksis tidak ditinggal pendukungnya.
Pilihan itu, telah tercermin tercover dalam rekam jejak di media sosial dan media mainstream cetak serta elektronik. Tidak menutup kemungkinan sosok di luar Parpol memenuhi kreteria tertentu, justru lebih greget dari internal Parpol sendiri, demikian suara mayoritas di media, inginkan tokoh benar fresh, tentunya penuhi kreteria.
Terkait itu, apapun dan dimana pun di seluruh dunia ini, dalam.kontestasi Pilpres. Maka, “Kitab Suci”nya adalah media. Era digital informasi publik miliki berbagai akses informasi. Bila, parpol tetap jaya tiada pilihan berpegang pada “Kitab Suci” bukan yang lain.
Pengamat politik dan pakar komunikasi publik menyatakan, peran media merupakan satu kesatuan dengan sosok kandidat yang di- Rekom. Keduanya, saling melengkapi dan membutuhkan.
Maka itu, layaknya sosok kandidat teruji dalam memenuhi kreteria. Terutama yang dapat merekatkan seluruh kelompok dan golongan elemen masyarakat heterogen dan majemuk di negeri ini.
Saatnya, petinggi Parpol hindari ego sektoral internal, bukankah eksistensi harus terjaga dengan sosok kandidat bisa raih dan diterima “Marketable” seluruh elemen kelompok masyarakat.
Terkait itu, pentingnya Pivot, Pijakan dan Rujukan Parpol dengan mapping pemetaan di negeri ini. Terdiri dari empat kelompok dan golongan diantaranya, Pertama: Moderat, Kedua Religius, Ketiga: Civil Society. Ke empat Nasionalis. Sosok siapa dan bagaimana bisa menyatukan dan diterima sebagai Perekat sejumlah besar kelompok, berpeluang besar akan membawa Parpol jatuhkan Rekom sosok Kandidat tersebut dalam kompetisi kontestasi 2024.
Selain itu, diperlukan perangkat peran petinggi Parpol handal berdiplomasi dan lobi dalam merumuskan sosok kandidat jelang 2024, sesuai rekam jejak di “Kitab Suci” tersebut, clear, clean & clearance.
Sementara itu, lobi dan diplomasi tinggi antar punggawa partai diperlukan untuk bisa raih kata sepakat berkoalisi tentukan Rekom kandidat Capres-Cawapres 2024, secara komprehensif dengan sejumlah konsideran kreteria tertentu.
Oleh karena, sosok kandidat harus dipersiapkan dengan konsideran yang tinggi dan powerfull. Bagaimana tidak, diketahui Capres dan Cawapres lazim memiliki goal getter melekat pada dirinya untuk raih elektabilitas, sosok yang nanti diusung. Seringkali terjadi, terkadang apa yang diandalkan mesin partai atau koalisi partai tak jarang dapat berjalan sesuai harapan, mesinnya ngadat.
Sosok kandidat memang harus powerfull. Jika tidak, didisplay, dipoles, pencitraan model dengan narasi apapun. Bahkan, gunakan jasa survey. Niscaya, bisa tak sesuai target konstituen yang disasar dan diharapkan.
Berbagai kreteria itu, seperti diberitakan edisi lalu diantaranya, sosok K.H..Gustur, sangat pengalaman di birokrasi, ketatanegaraan. la sejak remaja di tempa didikan dengan disipilin ketat lingkungan keluarga pejuang tentara, seorang Jendral TNI-AD. Wawasan kebangsaan nasionalisme tegak lurus bangsa dan negara. Selain juga sosok ulama yang moderat, tidak ke kiri kanan. Basically, dibesarkan di lingkungan keluarga besar Muhammadiyah dan NU.
Menurut sejumlah internal partai politik, potensi dan berpeluang di-Rekom partai sebagai kandidat jelang 2024. Oleh karena, dikenal track record relatif bersih dan berpengalaman merangkul semua kalangan Religius dan Nasionalis. Teruji sosok disebut Negarawan, Perekat yang dikenal cukup kalangan Nadhiyin dan Muhammadiyah.
Selain itu, sosok Ibu berparas lembut dan cool, Ketua DPR RI perempuan pertama kali, tak asing lagi. Puan Maharani anak Ketum PDIP Megawati. Mampu, menoreh dalam sejarah membawa gedung di Senayan cukup stabil dan bernuansa serasa sejuk.
Tak terdengar gejolak yang menonjol antar sesama anggota dewan. Sebab, karakter Puan yang cool tidak meledak ledak. Tentu, digadang menjadi sebagai kandidat, hendak dipasangkan dengan sosok siapa. Itu perlu penuh dinamika internal partai, diketahui decision maker-nya adalah Ketum sesuai hasil kongres PDIP di Bali beberapa waktu lalu.
Man Power Tak Tercipta Dengan Instan
Kandidat lain, sosok dan tokoh siapapun “Man-Power” tak bisa tercipta dengan instan. Karena, pemilih semakin cerdas akses informasi nyaris tak terbatas. Sejauh mana tokoh itu miliki integritas, visioner dan amanah. Terpenting tak miliki potensi ekses terkait problem di ranah hukum. Tentu, bisa berdampak sebagai entri point dalam jalani kompetisi jelang 2024.
Berikutnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di ranah media maya hampir i selalu hiruk pikuk, pro-kontra sesama end user netizen terkait sosok Anies. Meski, terkadang di stiqma negatif. Namun, menunjukkan sikap perfectionist, tak mudah terpancing. Kinerja memimpin Ibu Kota serasa pimpin Indonesia, dikatakan sejumlah penggemarnya.
Selalu tampil keren trendy dadan-nya. Soal prestasi kinerja Ibu Kota adalah subyektif personal. Meski, sejumlah penghargaan diraihnya. Potensinya, dilirik dapat Rekom Parpol. Diketahui, dinamika politik sangat dinamis, jelang 2024. Sosok kandidat lainnya, Agus Harimurti Yudoyono (AHY), tegar alami berbagai ujian sebagai Ketum Partai Demokrat. Berhasil dilewati dengan smooth, meski diketahui mendapat rong-rongan oleh pihak mengaku internal partai, heboh adakan kongres tandingan. Masih penuh tantangan untuk bisa merangkul pasangan dari koalisi partai lain. Muda ganteng luar biasa, itu kesan yang tidak bisa bantah. Dimana, SBY Ayah kandung, guru politik dan tentu berbagai ilmu organisasi tentunya, segudang pengalaman ditempanya.
Sosok kandidat lain, Airlangga Hartarto Ketum Golkar Juga Menko Perekonomian. Telah menggeber sejumlah Baliho hampir diseluruh kota negeri ini. Tak bisa dipungkiri bagian sosialisasi menuju kontestasi 2024. Pertanyaan nya, dengan Parpol apa dan sosok siapa sebagai pasangan nya? Hari hari ini, juga kedepan menjadi observasi dan penelusuran paling sibuk menyerap aspirasi masyarakat. Ratusan, ribuan baliho diperlukan sepanjang sebagai salah gimick marketing diibaratkan sebuah produk dan eksistensi prepare sosok diri kandidat.
Kali ini, sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diketahui heboh sedang berseteru lawan Puan Maharani, meski satu atap partai. Menurut sejumlah sangat kecil PDIP pasangkan Puan -Ganjar. Itu sama menutup partai lain sulit diajak koalisi Paslon diborong satu partai.
Tantangan dan ujian dalam mengelola manajemen konflik telah diperankan Ganjar dengan gaya “njawani” mikul nduwur mendem njero, tetap adem menghargai petinggi partai selama ini ikut membesarkan hingga bisa karier puncak Jateng-1. Tentunya, seluruh kandidat tersebut harus kantongi Rekom Parpol sesuai syarat ketentuan, aturan dan UU yang berlaku. (hud/Sis 081216271926).
>