img 20250502 wa0113

Surabaya -Taruna News Com Pada Selasa, 29 April 2025, Rutan Surabaya menggelar kajian fiqih dan sunnah di Masjid At-Taubah yang diikuti oleh sejumlah warga binaan. Kegiatan ini, yang diselenggarakan oleh Pesantren Al Hidaya Rutan Surabaya, merupakan bagian dari program pembinaan keagamaan yang rutin dilaksanakan. Tujuan dari kajian ini adalah memberikan pemahaman mendalam tentang hukum Islam dan keteladanan Rasulullah, sehingga warga binaan memiliki bekal rohani yang kuat selama menjalani masa pidana. Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tomi Elyus, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi pembinaan holistik yang sejalan dengan arahan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas).

Baca Juga :  Paripurna Penyampaian Nota Bupati Jombang Tahun 2020

Acara ini juga didampingi oleh Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Pelayanan Tahanan, Rizali Nor Hidayatullah, yang menegaskan bahwa pembinaan keagamaan adalah fondasi utama dalam membentuk karakter warga binaan. Dalam suasana yang khidmat dan interaktif, para peserta diajak untuk bertanya dan mendiskusikan berbagai isu yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga menjelajahi bagaimana hukum Islam bisa memberikan petunjuk dan solusi yang relevan. Sesi tanya jawab yang berlangsung hangat menunjukkan antusiasme warga binaan untuk belajar, menandakan keinginan mereka mendapatkan pencerahan spiritual dan moral sebagai bagian dari proses rehabilitasi.

Rutan Kelas I Surabaya memahami bahwa proses pembinaan tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga melibatkan aspek mental dan emosional. Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk refleksi dan pembelajaran, mereka memberikan ruang bagi warga binaan untuk mengevaluasi diri dan merumuskan visi masa depan yang lebih positif. Selain kajian fiqih, Rutan juga merencanakan berbagai kegiatan seperti pelatihan keterampilan, yang diharapkan bisa membantu mereka berintegrasi kembali ke masyarakat setelah masa hukuman.

Secara keseluruhan, kegiatan seperti ini adalah contoh nyata dari pendekatan komprehensif dan berkelanjutan dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia. Dengan menekankan pendidikan spiritual dan moral, Rutan Kelas I Surabaya berusaha mengubah stigma negatif terhadap masyarakat narapidana dan berharap memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi individu dan komunitas setelah mereka kembali ke masyarakat.(Dd)

Baca Juga :  Hasil Rakonsulda, Kabupaten Buol Sebagai Cadangan Tuan Rumah MTQ Ke-XXXI 2026

Leave a Reply

Chat pengaduan?