
MOJOKERTO – tarunanews.com, Johny Khenzo MJ Project Desa Kwedenkembar Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto adalah milenial yang kreatif dan memiliki perspektif terhadap Majapahit (Kerajaan Mahapahit yang berpusat di Mojokerto, red.) dan lingkungan Wong Jowo (orang Jawa) sehingga banyak kreativitasnya yang berhubungan dengan Majapahit dan Wong Jowo. Salah satu bentuk kepedulian Johny Khenzo MJ Project adalah membuat konveksi (baju) kaos yang terinspirasi untuk ‘menonjolkan’ Majapahit dan Wong Jowo. Misal produk kaos tersebut diberi identitas peta Kabupaten Majapahit, kemudian diberi tulisan Aku Bangga Jadi Majapahit, Wong Jowo.
Dengan bendera sebagai Usaha Kecil (UKM) berlabel MJ Project.
“Dengan ikhtiar dan strategi kami sendiri kami ingin mengangkat soal Mojokerto yang berhubungan dengan Majapahit dan sebagai orang Jawa,” ungkap Jhony Khenzo saat ditemui di Warkop Gatot Kaca milik Bambang dkk, di Badung – Dlanggu Mojokerto seberang pom bensin (Jalan Raya Badung – Dlanggu), yang juga menjadi salah satu tempat komunikasi marketing untuk posko produk-produk Usaha Kecil Menengah Dan Mikro (UMKM) ini.
Selaku pemilik Warkop Gatot Kaca, Bambang dkk saling dukung dengan para UMKM dengan produksi skala kecil, termasuk Jhony Khenzo MJ Project, sehingga membuka pintu seluas-luasnya bagi UMKM untuk cangkruk di Warkop Gatot Kaca dan saling tukar informasi produk UMKM. Apalagi Warkop Gatot Kaca berlokasi strategis di pinggir Jalan Raya Badung – Dlanggu, seberang pom bensin Badung, yang juga merupakan jalur utama wisata dari Mojokerto ke Pacet maupun ke Trawas. Warkop Gatot Kaca lebih strategis sebab lokasinya juga tidak jauh dari salah satu tempat wisata terkenal di Mojokerto, Wisata Desa (WD) Randugenengan milik Mulyono yang juga peduli UMKM. Jarak dari Warkop Gatot Kaca ke Wisata Desa (WD) Randugenengan Mulyono hanya sekitar dua (2) kilometer.
Menurut Bambang dkk, warkop Gatot Kaca-nya menampung informasi UMKM di Mojokerto dan sekitar untuk dikomunikasikan dengan berbagai pihak untuk memperlancar marketing (pemasaran) apalagi diantara keuntungan dari hasil penjualan ada sebagian yang digunakan untuk suport anak yatim. “Kami antar UMKM menjadikan Warkop Gatot Kaca ini sebagai salah satu posko saling bantu marketing, karena antar kita, apalagi pribumi yang kecil-kecil ini harusnya lebih kompak, dan ada yang untuk anak yatim,” ungkap Bambang yang juga mantan kepala desa ini, mengungkapkan konsep ‘grupnya’ untuk saling kerjasama antar UMKM dan pribumi.
Ditemui terpisah, Mulyono Wisata Desa (WD) Randugenengan saat bersama Ali Mafrukan (Ali Nompreng), mengungkapkan ketertarikannya kepada UMKM-UMKM bahkan diantara yang dilakukan Mulyono WD dengan mendapat kepercayaan dari Bank Jatim UMKM dan sejumlah bank lain untuk koordinasi kerjasama dengan UMKM-UMKM untuk kemajuan ke depan. Sehingga tak mengherankan Mulyono WD juga tertarik dengan produk-produk kaos ‘berbau’ tradisi, tinggal bagaimana soal klasifikasi harga.
“Kalau ada produk kaos tradisi yang cocok, kita kerjasama,” ungkap Mulyono WD ditemui di sela usai mengadakan acara ‘haul’ untuk ayahandanya. Kebetulan pula salah satu produk Mulyono WD adalah coklat dengan merk Majapahit pula. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>