Img 20220319 Wa0122

Borobudur, MAGELANGtarunanews.com,  Terus bergerak dan menggeliat ikhtiar untuk kesejahteraan desanya, Dwi Siswarini Kades Mlaten dengan dukungan suami Budi Hardi, Sumidi BPD (yang juga bendahara Asosiasi BPD Nasional / ABPEDNAS Kab. Mojokerto), serta dukungan perangkat dan warga menunjukkan tekad yang luar biasa serius untuk memajukan kesejahteraan desanya diantaranya ikhtiar pembenahan BUMDES wisata, kerajinan, serta poten-potensi lainnya (termasuk kerajinan karya ODGJ / Orang Dengan Gangguan Jiwa, red.). Tak tertutup kemungkinan potensi cobek yang bisa dikembangkan etalase, jejaring dengan berbagai pihak lain dan dukungan instansi terkait Pemkab Mojokerto, juga kemungkinan event-event sehubungan cobek. Juga lapangan sepakbola terintegrasi wisata desa maupun lainnya.

Img 20220319 Wa0117
Untuk itu hari ini, Sabtu (19/03/2022) memasuki hari ke-2 kunjungan ke Desa Wisata Karangrejo, Balai Ekonomi Desa / Balkondes (Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, red.), pengalaman berharga pun didapatkan oleh rombongan satu bus dari Desa Mlaten (Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, red.) yang dimpimpin Kades Dwi Siswarini dengan dukungan suami Budi Hardi, Sumidi BPD, perangkat desa, lembaga desa maupun masyarakat.

Study banding ke salah satu BUMDES kelas nasional bahkan mempunyai ‘produk’ homsetay kelas internasional dengan tarif mulai dari sekitar Rp.300 ribu hingga sekitar Rp.1,5 juta lebih, yaitu Desa Wisata itu memberikan pengalaman luar biasa untuk rombongan dari Desa Mlaten, dengan diantaranya disambut M. Hely Rofikun Kepala Desa Karangrejo.

Baca Juga :  Kapolda Jatim : Akan Ada Kelonggaran Dalam PPKM Darurat.
Img 20220319 Wa0081
Diantara pengalaman berharga hari ini, Sabtu (19/03/2022) dari study banding tersebut dipaparkannya secara langsung mengenai Desa Wisata Karangrejo.

Ada banyak materi penting serta sharing pengalanan yang akan didapatkan rombongan dari Desa Mlaten yang dipimpin Kades Dwi Siswarini yang didukung suaminya Budi Hardi, serta Sumidi BPD, perangkat desa dan warga.

Juga pemaparan Materi oleh Kepala Desa Karangrejo, Pemdes, dan BPD Desa Wisata Karangrejo.

Img 20220319 Wa0115
Kemudian juga ada Pemaparan Materi oleh BUMDES Dan Pokdarwis

Lalu tak ketinggalkan juga akan ada semacam survei-survei ke tempat Wisata di Desa Karangrejo termasuk SUNRISE Puthuk Setumbu, dan keliling Desa Wisata Karangrejo yang telah memiliki berbagai paket wisata termasuk homestay yang dinilai berkelas dunia.

Dari informasi yang dipaparkan dari sejumlah sumber, adanya PUTHUK SETUMBU yang memiliki SUNRISE, itu menjadi salah satu kunci utama yang membangkitkan Desa Karangrejo. Dimana sebelum sekitar tahun 2013, Desa Karangrejo termasuk desa yang diremehkan dan dipandang sebelah mata karena disebut sebagai desa yang miskin.

Baca Juga :  Sekda Buol Bacakan Naska Pidato Menkominfo Pada Harkitnas Ke-115

PUTHUK SETUMBU sebagai salah satu kunci utama dan vital, karena memiliki SUNRISE yang bukanlah sunrise biasa akan tetapi sunrise yang disebut sebagai: NIRWANA SUNRISE.

Menjelang sekitar tahun 2013, banyak turis, terutama turis asing yang datang langsung dari penginapannya di Kota Yogyakarta. Datang sekitar jam 03.00 dini hari, hanya untuk ‘mencegat’ NIRWANA SUNRISE di Puthuk Setumbu. Setelah itu sekitar jam 07.00, setelah empat jam di Puthuk Setumbu, para turis asing itu balik ke penginapan di Yogya.

Dengan ‘model’ datangnya turis asing yang khusus ke Puthuk Setumbu itulah lantas ada semacam ‘focusing’ yang dilakukan Desa Karangrejo bahwa Puthuk Setumbu dengan NIRWANA SUNRISE-nya adalah ikon. Dengan hal tersebut, Desa Karangrejo yang awalnya diremehkan, yang awalnya disebut miskin, pun mulai menggeliat. Lebih-lebih dengan semacam ‘promo-promo’ yang dilakukan, menjadikan kian banyak didatangi wisatawan asing maupun wisatawan domestik.

Dengan menggeliatnya Desa Karangrejo melalui ‘ikon’ Puthuk Setumbu, sehingga sekitar tahun 2017, pembangunan-pembangunan banyak dilakukan, bahkan bantuan-bantuan dari berbagai pemerintahan termasuk pemerintah pusat (diantaranya dari Menteri PUPR, red.) pun berdatangan. Begitu pula BUMN diantaranya PT Gas Negara pun mengucurkan bantuannya.

Baca Juga :  Sidang perkara pembunuhan dan mutilasi seorang guru honorer 5/9/2019 (Saksi): "Saya sempat penasaran korbannya laki atau perempuan,"

Bermula dari momentum tahun 2013, hingga mencuat lebih kencang sejak tahun 2017, jika dihitung dari tahun 2022 ini maka perjalanan Desa Karangrejo menggeliat sebagai Desa Wisata yang maju dalam waktu sekitar 5 – 9 tahun.

Tampaknya adanya ‘focusing’ dan kekompakan Desa Karangrejo perlu ditiru oleh BUMDES-BUMDES lain, bahkan Pemda-Pemda lain termasuk Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dimana ada BUMDES Melati Jaya Desa Mlaten (Kabupaten Mojokerto) sedang study banding ke Desa Wisata Karangrejo tersebut.

Pengalaman luar biasa itu didapatkan pula diantaranya sekali lagi, meskipun Desa Karangrejo memiliki potensi dengan dekat Candi Borobudur namun tak akan ada artinya jika tidak ada kekompakan antar elemen desa, juga dukungan berbagai pihak. Sedangkan di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, dengan potensi dari sejarah masa lalu yang berhubungan dengan Kerajaan Majapahit yang begitu besar, dengan potensi yang bisa besar untuk dikembangkan, akan tetapi hingga kini belum ada yang signifikan.

Sementara Dwi Siswarini kades Mlaten yang didukung Budi Hardi suaminya, Sumidi bendahara ABPEDNAS Kabupaten Mojokerto, masyarakat dan sejumlah perangkat, meskipun potensi Desa Mlaten tidak sedahsyat kawasan Desa Karangrejo maupun kawasan Trowulan, namun ikhtiar bangkit menggeliat. Termasuk dengan adanya kolam pancing yang bisa saja jadi kolam renang, ada makam Joko Sambang, ada Puthuk Tandak, ada Pasar Wisata “Dodolan Jajanan Deso” di Dusun Bedok (Desa Mlaten), ada banyak pengrajin cobek sekitar melibatkan 50 – 120-an yang bisa dikembangkan secara produksi, etalase, event dan lainnya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?