
Foto: Siti Junaidah Kades Jatigedong (inzet), dan salah satu aktivitas mendukung gerakan bermasker
JOMBANG – tarunanews.com, Pelantikan Kepala Desa (Kades) terpilih dari hasil Pilkades serentak terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memang telah dilantik sekitar sepuluh bulan lalu, untuk 279 Kades, pada tanggal 5 Desember 2019. Diantara 279 Kades tersebut terdapat 37 Kades wanita. Sehingga tak berlebihan Bupati Jombang yang juga wanita, Hj. Mundjidah Wahab, ketika itu berharap agar para Kades terpilih mulai menjalankan tugas di Desa masing-masing sesuai amanat yang mereka emban.
Foto : ExcecutiveVice President PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Kim Hak Yun dan Wabup Jombang Sumrambah
Bupati Jombang juga minta para Kades agar berlomba-lomba membangun desanya, untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, sehingga sekaligus memajukan Kabupaten Jombang. “Kemudian saya berharap, Kades baru bisa mengkondisikan masyarakatnya kembali utuh, membangun desanya agar maju, yang tidak terpilih juga harus diakomodir,” ungkap Hj. Mundjidah Wahab putri KH.Wahab Chasbullah yang salah satu pendiri NU bersama KH.Hasyim Asyari kakek Gus Dur.
Dari sumber yang enggan disebut namanya, diantara 37 Kades wanita yang dilantik ketika itu, salah satunya adalah Siti Junaidah Kades Jatigedong Kecamatan Ploso, desa (bersama Desa Ploso dan Desa Pagertanjung) yang punya potensi besar untuk meraih PAD, diantaranya yang utama berasal dari PT Cheil Jedang Indonesia pabrik Monosodium Glutamate (terbesar di dunia) yang memiliki pabrik di Desa Jatigedong yang diresmikan (4 Mei 2012, dengan investasi 120 juta dolar) oleh Soekarwo Gubernur Jatim ketika itu didampingi Wakil Dubes Korea Selatan Park Yong Sik, Wakil Presiden CJI pusat Jeong Toe Jin serta disaksikan oleh Komisaris CJI Bernard Ken Sondakh.
Dari sumber yang masih enggan disebut namanya, dengan PT CJI sebagai pabrik Monosodium Glutamate terbesar di dunia harusnya bisa memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat, tidak hanya sebatas tiga desa (Jatigedong, Ploso, Pagertanjung) tetapi untuk Kabupaten Jombang umumnya, apalagi jika bersama-sama perusahaan-perusahaan (pabrik-pabrik) lain yang ada di Jombang. Harusnya Pemerintah Kabupaten khususnya, dan Pemprov Jatim beserta pemerintah pusat bisa lebih secara fair memikirkan kepentingan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak hanya terdampak jika ada sisi negatifnya namun bisa benar-benar mendapatkan manfaat.
Menurut sumber yang juga enggan disebut namanya, lebih-lebih PT CJI berskala internasional, sehingga untuk CSR-nya tidak sebatas untuk Kabupaten Jombang meskipun skala prioritas pada kawasan terkait namun diluar itu harus juga mendapatkan distribusi.
“PT Cheil Jedang Indonesia di Jatigedong ini pabrik Monosodium Glutamate terbesar di dunia, jadi soal CSR-nya juga harus transparan kawasan terkait jadi prioritas. Bahkan beberapa anggota DPRD Jombang juga sempat mempertanyakan soal CSR,” ungkap sumber tersebut seraya menyebut, memang PT CJI Jatigedong ada beberapa kegiatan sosial termasuk pada waktu bulan Ramadhan yang diantaranya pernah diserahkan oleh Mr Kim Hak Yun excecutive Vice President PT CJI disaksikan Wakil Bupati Jombang, Sumrambah.
Menurut sumber tersebut, salah satu contoh jika manfaat bisa dimaksimalisasi adalah misal ketika Pemerintahan Desa terkait bisa secara terbuka ‘menampung’ apa yang bisa didapatkan dari pabrik PT CJI. Misal yang sudah dilakukan Desa Jatigedong semenjak Kades dijabat Siti Junaidah, soal ‘jatah’ pengelolaan scrab ternyata bisa menjadikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di desa tersebut yang pada masa lalu tidak jelas hasilnya, ternyata kini bisa mendapatkan penghasilan sekitar ratusan juta dalam beberapa bulan saja.
Meskipun hal tersebut menurut sejumlah anggota DPRD Jombang termasuk Andi Fraksi Partai Golkat dan Mulyani Puspita Dewi Fraksi Partai Demokrat dari Dapil Ploso, Kabuh, Kudu, Ngusikan, red.) seharusnya bukanlah termasuk sebagai bagian CSR. Antara pengelolaan scrab dengan CSR adalah sesuatu yang berbeda.
Sumber yang terus enggan disebutkan namanya tersebut menyampaikan jika dalam beberapa bulan saja bisa didapatkan ratusan juta, lantas jika bisa dimaksimalisasi ‘jatah’ yang diminta oleh pihak desa maka akan bisa memberi manfaat yang jauh lebih signifikan termasuk bagi warga Desa Jatigedong. “Misal angfap saja penduduk Desa Jatigedong berjumlah empat ribu lebih, atau anggap saja misal 1.500 Kepala Keluarga, maka jika pihak desa bisa mendapatkan jatah lagi, hasilnya akan sangat bisa menopang kesejahteraan 1.500 KK warganya,” ungkap sumber tersebut, sambil menyebut, hal itu belum termasuk jika warga desa terutama Ibu-Ibu bisa dilibatkan untuk sub-sub pekerjaan yang mungkin ‘diretailkan’.
Sekadar catatan, menurut sumber tersebut, dengan Kades Jatigedong yang baru menjabat (belum sampai satu tahun, red) Siti Junaidah, sudah bisa memberikan manfaat signifikan dibandingkan Kades pada masa lalu. “Jadi sejak Kades dihabat Siti Junaidah ini sudah bisa meningkatkan manfaat signifikan untuk warga dari PT CJI. Padahal ini baru sedikit saja yang didapat dari PT CJI, baru sekadarnya. Sehingga seharusnya pihak PT CJI berterima kasih kepada Siti Junaidah, lalu PT CJI juga harusnya memberikan kepercayaan yang lebih luas kepada Kades Siti Junaidah,” ungkap sumber tersebut, seraya menyebut Siti Junaidah adalah isteri Kamituwo (Kasun) Dusun Lengkong Ahmad Karyoto.
Pada bagian terpisah ketika dikonfirmasi kepada sejumlah tokoh Desa Jatigedong mengenai hal-hal yang disampaikan oleh sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut, para tokoh Desa Jatigedong termasuk Mbak Gimin menyatakan dukungan.
“Saya mendukung jika Bu Siti Junaidah sebagai Kades Jatigedong diberikan kepercayaan yang lebih luas oleh PT CJI. Apalagi meskipun memang baru menjabat belum sampai satu tahun, namun Bu Siti Junaidah sudah menunjuklan kinerjanya banyak pembangunan-pembangunan, dan kinerjanya luar biasa bermanfaat untuk masyarakat termasuk pengeloaan scrab oleh BUMDES. Sekarang kelihatan hasilnya. Padahal dulu-dulu, tidak ada hasil,” ungkap Mbah Gimin seraya menyebut bahwa hal itulah yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak salah pilih, karena Siti Junaidah pada saat maju Calon Kepala Desa pada 4 November 2019 memang atas permintaan warga. Sekadar catatan, pada waktu ada tiga Cakades yaitu Siti Junaidah, Supranoto (incumvent Kades) dan Jumari.
Siti Junaidah memperoleh 1.045 suara, lalu Supranoto 966 suara, dan Jumari 928 suara dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) 3.517 jiwa dengan kehadiran pemilih sebanyak 2.775 jiwa. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>