
(Foto R.A.A.Sri Laksmi Dewi dan Kadek Budiana)
DENPASAR – tarunanews.com, Sebagaimana diketahui, pada masa lalu sekitar tiga tahun lalu dan sebelumnya, Mojokerto bukanlah apa-apa dalam urusan hasil produksi perkebunan umumnya apalagi yang berhubungan dengan kakao. Bahkan saat itu dengan segala keterbatasannya itu Mojokerto dan sekitar terjadi kemerosotan harga kakao yang dipermainkan tengkulak hingga harga hanya sekitar Rp.10 ribu – Rp.12 ribu per kilogram karena dipermainkan tengkulak. Sehingga tak jarang kebun kakao yang ditebang ‘dibunuh’ karena para pemiliknya jengkel karena merugi fatal.
Hingga Mulyono Wisata Desa dkk bersama PCNU Kabupaten Mojokerto pimpinan Gus Irfan, mencapai kesepakatan melakukan pemberdayaan terhadap petani Mojokerto yang anggota NU, untuk gencar bersama-sama melakukan budidaya tanaman kakao. Gerakan tersebut sejak setahun lalu (tahun 2017) telah mulai menunjukkan hasilnya, bahkan Wisata Desa pun mendirikan pabrik pengolahan kakao yang tahap awal dengan kapasitas produksi dua kuintal per hari. Kakao batangan dan kakao bubuk, Coklat Majapahit. Sedangkan PCNU-nya dari setiap kilogram hasil petaninya, mendapat ‘bagi-hasil’ Rp.200 per kilogram.
Sejak itu nama Mojokerto kian melejit dalam urusan kakao, bahkan Kelompok Tani yang dinaungi Wisata Desa menjadi Juara Nasional ke-2. Produk coklat batangannya pun menyebar ke Jakarta dan berbagai daerah lain, hingga Kadek Budiana dan Dewi Grand Mirah Hotel Denpasar pun melakukan penjajagan untuk pemasaran Coklat Majapahit ke wilayah Provinsi Bali.
“Kami tahu produk soal Coklat Majapahit itu pada saat pameran di Nusa Dua (Bali), dan Alhamdulillah sekarang bisa bertemu untuk penjajagan kerjasama,” ungkap R.A.A. Sri Laksmi Dewi bagian owner Grand Mirah Hotel kepada Kadek Budiana didampingi Siswahyu humas Kadek Budiana group relationship Wisata Desa Randugenengan Mojokerto, saat pertemuan di Grand Mirah Hotel Denpasar yang disaksikan Mulyono WD. Ketertarikan yang sama juga diungkapkan Saefudin salah satu pimpinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali yang tinggal di dekat kantor PWNU Bali.
Bagi Kadek Budiana yang juga owner berbagai tempat usaha dan ‘organizer’ UMKM Provinsi Bali, juga penanganan Marigolds Bali Seminyak dan Kampung Jamur Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar, menyebut bahwa prospek Coklat Majapahit sangat cerah untuk masuk wilayah Bali. Hanya saja diperlukan penanganan yang profesional, saling menghargai, dan dalam hubungan jangka panjang. Hal kurang-lebih sama diungkapkan Saefudin pengurus PWNU Bali. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>