
Foto: Subagyo, Gus ‘Miek’ Azhari, Budi Arie, dan Siswahyu Kurniawan
JAKARTA – tarunanews.com, Saat marah-marahnya Presiden RI Joko Widodo ketika memberi arahan kepada seluruh anggota Kabinet Indonesia Maju terkait penanganan Corona Virus Disease-2019 (Covid-19), hingga kini masih menjadi pembahasan hangat di seluruh pelosok negeri.
Meskipun arahan tersebut diberikan pada tanggal 18 Juni 2020 namun baru terpublikasikan beberapa waktu lalu, hingga heboh apalagi Presiden Jokowi sebut soal reshuffle pergantian menteri di kabinet maupun lembaga-lembaga lain dibawah kewenangannya. Menghangat terus isu reshuffle, hingga kemudian beredar kabar daftar nama, reshuffle, pergantian menteri dalam kabinet Jokowi.
Dari daftar nama yang sementara ini beredar yang tampak terkena straight reshuffle, dan dari awal banyak dibicarakan publik, diantaranya adalah Menteri Sosial Juliari P. Batubara (PDIP) yang tampaknya akan digantikan Prof. Dr. Soetrisno Bachir; lalu Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dari PKB yang akan digantikan Hasto Kristiyanto sekjen DPP PDIP. Pergantian dua menteri tersebut diduga diantara faktor utama penyebabnya adalah tidak adanya kreatifitas luar biasa dalam kerangka penanganan bantuan sosial bagi masyarakat terdampak Covid-19. Dengan kata lain para menteri-menteri itu bekerja lamban dan dibawah standar, menurut Presiden Jokowi, tidak memahami soal situasi-kondisi extraordinary yang dibutuhkan percepatan di lapangan dan bukan sekadar kata-kata bersilat lidah.
Hal tersebut kurang lebih diungkapkan Subagyo Projo (Pro Jokowi) elemen masyarakat salah satu pendukung Jokowi sejak tahun 2013 menuju Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, setelah Subagyo Projo pertemuan terbatas kemarin (10/7/2020) dengan sejumlah pengurus Projo lain.
Menurut Subagyo Projo, reshuffle itu penting dan sah-sah saja, sebagai bagian arah Presiden Jokowi dalam pengelolaan negara yang untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk kepentingan lain, yang diantaranya didelegasikan kepada para menteri.
Sehingga menurut Subagyo Projo, perlu dipilih menteri yang menghayati peran menteri yang harus pro rakyat, apalagi pada posisi Mensos dan Mendes PDTT. Menurut Subagyo perlu dicarikan figur yang benar-benar peduli sosial. Misal dari Jawa Timur ada beberapa yang sangat peduli sosial termasuk nama Gus M. ‘Miek’ Azhari yang sudah banyak bergerak riil secara sosial dengan kekuatan sendiri dan jaringan, juga dari desa ke desa, namun hingga kini belum mau terjun ke dunia politik partai politik. Tapi menurut Subagyo, kalau jadi menteri, sangat mampu. Meskipun Projo sudah memiliki Wakil Menteri Desa PDTT di jajaran kabinet saat ini, Budi Arie Setiadi yang juga Ketua Umum Projo pusat.
Posisi kinerja Gus M. ‘Miek’ Azhari yang berada di luar pemerintahan dan dengan segala daya upaya sendiri beserta jaringan membantu masyarakat yang kekurangan secara ekonomi, dalam jumlah besar serta dikerjakan secara diam-diam dan terus-menerus, keahlian semacam itu penting untuk ditarik dalam pemerintahan untuk bisa memberi warna riil contoh kewajiban pemerintahan kepada rakyat sebagaimana amanat Proklamasi 17 Agustus 1945, juga UUD 1945 dan Pancasila.
Terpisah, Siswahyu Kurniawan penulis buku Bung Karno Dan Pak Harto (juga buku biografi Mardjito GA Puskud Jatim yang pernah jadi anggota DPD RI) kurang lebih mengungkapkan hal yang sama dengan yang disampaikan Subagyo. Namun menurutnya, untuk mewujudkan secara riil agar Indonesia menjadi negara dan bangsa yang besar, penting untuk menggali dari dua Presiden RI yang paling fenomenal yaitu Soekarno (Bung Karno) yang memimpin pada durasi waktu 1945 – 1966, dan Soeharto (Pak Harto) yang menjadi Presiden RI pada durasi waktu 1966 – 1998.
Menurut Siswahyu Kurniawan, pemimpin Indonesia harus mampu mengambil hal-hal positif dari Bung Karno maupun Pak Harto, sekaligus akan mengikis soal devide et impera yang terus digulirkan di Indonesia oleh berbagai pihak. Bung Karno punya Tri Sakti dan Pak Harto punya Trilogi, yang bisa dipadukan untuk Indonesia, diambil sisi positifnya, apalagi bagaimanapun presiden RI paling hebat hingga saat ini adalah dua sosok tersebut. Menurutnya, Indonesia harus bisa membuat ramuan untuk Indonesia agar tidak mudah di-devide et impera. “Indonesia harus bisa menjaga diri agar tidak mudah di-devide et impera,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang pernah menjadi Ketua MPO DPP SBSI, organisasi yang diantara pendirinya adalah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Sekadar catatan soal bocoran kemungkinan reshuffle kabinet Presiden Jokowi adalah sebagaimana berikut ini.
Menteri Koordinator Bidang Polhukam: Mahfud MD
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto (Golkar)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi: Luhut B. Panjaitan
Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
Menteri PPN/Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa (PPP)
Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian
Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi
Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto (Gerindra)
Menteri Hukum dan HAM: Yasonna Laoly (PDIP)
Menteri Kominfo: Johnny G. Plate (Nasdem)
Menteri PAN-RB: Tjahjo Kumolo (PDIP)
Menteri Keuangan: Sri Mulyani
Menteri BUMN: Erick Thohir
Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita (Golkar)
Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto (PKB)
Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo (Nasdem)
Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki
Menteri Riset dan Teknologi /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional: Bambang Brodjonegoro
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama Kusubandio
Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziyah (PKB)
Menteri ESDM: Arifin Tasrif
Menteri PUPR: Basuki Hadimuljono
Menteri ATR/Kepala BPN: Sofyan Djalil
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya (Nasdem)
Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi
Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo (Gerindra)
Menteri Desa dan PDTT: Abdul Halim Iskandar (PKB)
Menteri Kesehatan: Terawan Agus Putranto
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan – Pendidikan Tinggi (Dikti): Nadiem Makarim
Menteri Sosial: Juliari P Batubara (PDIP)
Menteri Agama: Fachrul Razi
Menteri PPPA: I Gusti Ayu Bintang Darmawati
Menteri Pemuda & Olahraga: Zainudin Amali (Golkar)
Pejabat setingkat menteri:
Jaksa Agung: ST Burhanuddin
Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
Kepala Staf Presidenan: Moeldoko
Kepala BKPM: Bahlil Lahadalia. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).