
Jombang, tarunanews.com – Tantangan Global dan dunia moderenisasi mulai menggerus budaya-budaya dan kearifan lokal di sebuah wilayah.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi.
Dalam kearifan lokal, tidak peduli apa sukunya, apa agamanya, asal daerahnya, semua berupaya meletakkan satu bata, bata budaya, untuk membangun peradaban Indonesia Maju
Pernyataan itu diungkapkan oleh Anggota DPR RI Komisi V Fraksi PDI Perjuangan, Hj. Sadarestueati, saat giat sosialisasi sekaligus seminar MPR, pada Sabtu (24/10) pagi.
Menurutnya, adanya tantangan global, harus dijadikan motivasi tindakan agar budaya dan kearifan lokal tidak tergerus.
Dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia, Ujar Mbak Estu, sikap optimistis dan pantang menyerah bangsa memang terbentuk dari tantangan alam dan kondisi geografis Nusantara. Terlebih, negara Indonesia juga berdiri di atas cincin api yang membuat negeri kita harus selalu siap siaga dalam menghadapi bencana.
Selama berabad-abad, jelas Mbak Estu, nenek moyang bangsa berusaha bersahabat dengan semua tantangan itu. Serta, menjaga harmoni dengan alam lingkungan, membangun kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan di atasnya.
“Itulah yang membuat bangsa Indonesia tangguh, menghargai perbedaan, kreatif, dan kaya budaya,” tuturnya.
Selain itu, Mbak Estu juga mengajak kepada seluruh masyarakat, untuk tetap menjadi pelaku budaya dan terus berkarya, walau ditengah pandemi, namun tetap dalam protokol kesehatan dengan benar.
>