
Foto: Gus Ton, dan Paulus Pangka saat serahkan rekor ke Menteri Kesehatan
MALANG – tarunanews.com. Perhatian Gus Haji Mas Sulthon (Gus Ton) dengan tetap peduli pentaskan seni budaya, termasuk Wayang Kulit yang kali ini diadakan di Gedung Yayasan Ngesti Gondo Komplek Pesarean Gunung Kawi Malang dengan tajuk Pagelaran Wayang Kulit 7 Malam Online Virtual (dengan pelaksanaan sesuai protokol kesehatan di tengah situasi Covid-19, red.) yang diawali tanggal 19 Agustus 2020 (hingga tanggal 25 Agustus 2020 ), mendapat sambutan meriah dari berbagai kalangan pejabat dan masyarakat termasuk dapat perhatian khusus dari Bapak Paulus Pangka (Pimpinan Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia/ LEPRID). Bahkan hampir tiap pentas (pagelaran) ketika baru beberapa jam saja ditayangkan DG Channel (Sragen, Jawa Tengah) melalui youtube ternyata telah mendapatkan respon ditonton ribuan orang. Sesuatu yang membanggakan dan luar biasa perhatian masyarakat terhadap wayang kulit online virtual yang diadakan Gus Ton, di sela membanjirnya ‘penjajahan’ melalui hp yang banyak akses pengaruh budaya asing yang negatif.
Di sela Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online tersebut Gus Ton juga memberi sambutan setelah ritual kirim doa Yasin dan Tahlil. “Saya mengadakan Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online 7 Malam ini juga untuk agar para pelaku seni Wayang Kulit ini mendapatkan penghasilan di sela-sela kemacetan ekonomi yang merebak dimana-mana akibat efek Covid-19. Jadi jika ada diantara Bapak-Bapak/Ibu-Ibu yang sebelum Covid-19 berniat nanggap Wayang Kulit, sebaiknya tetap dilaksanakan niat nanggapnya meskipun masih Pandemi Covid 19, tapi dengan dilaksanakan secara virtual online dan yang penting tidak melupakan Protokol Kesehatan. Karena yang juga penting saya lakukan dengan nanggap Wayang Kulit ini yang justru tidak kalah penting adalah nguri-nguri seni budaya dari para leluhur kita,” ungkap GUS TON YANG SEORANG PENGUSAHA, KYAI, BUDAYAWAN DAN PENGGIAT SENI
“Kita dapat sasmito ghoib/ilham, mari kita renungkan gamelan sebanyak ini di tabuh (di pukul), bunyinya berbeda-beda tetapi enak sekali di dengarkan, karena nabuhnya/mukulnya pakai aturan sesuai dengan aturan masing-masing. IQRO’/pelajaran yang bisa di ambil dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara silahkan sampaikan pendapat/pemikiran masing-masing tapi dengan aturan yang baik yang tetap menjaga sopan santun menjaga akhlak dan semua agama pasti mengajarkan akhlak sopan santun yang baik. Semua itu supaya bisa tercipta suasana kondisi hidup dalam bermasyarakat berbangsa bernegara yang damai yang sejuk yang aman dengan suasana kebersamaan. BHINEKA TUNGGAL IKA, Jangan hanya jadi sebuah simbol, mari kita terapkan dalam kehidupan,” tambah Gus Ton mengajak merenung bersama.
Hal lain tentang wayang kulit, Gus Ton nguri-nguri wayang kulit, diantaranya karena wayang kulit seni asli Indonesia, asli Jawa, juga mengacu pada yang sudah ditetapkan oleh Badan Pendidikan Dan Kebudayaan (Dunia), UNESCO, yang dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dimana Wayang Kulit telah ditetapkan sebagai WARISAN BUDAYA DUNIA yang tidak ternilai dalam seni bertutur atau disebut sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Penetapan tersebut terjadi sejak pada tanggal 7 November 2003 atau sekitar 17 tahun lalu, tentu merupakan suatu penghargaan yang sangat luar biasa, namun yang terberat adalah untuk mempertahankan. Salah satu cara mempertahankan seni Wayang Kulit tersebut adalah nguri-nguri, dengan membuatkan pagelaran. “Ayo, YO NANGGAPO wayang kulit meskipun virtual online. Silahkan mengadakan pegelaran wayang kulit,” tandas Gus Ton.
Pagelaran wayang kulit yang difasilitasi Gus Ton dengan virtual online 7 malam yang meraih ribuan penonton untuk tiap pagelarannya tersebut tentu juga merupakan prestasi yang luar biasa. Di sela-sela hampir tiap pagelaran, tak lupa Gus Ton menyampaikan wejangan-wejangan dan ijazah-ijazahnya yang didapat dari guru-gurunya. Diantaranya Gus Haji Mas Sulthon juga mengingatkan agar anteng dhohire (tenang lahirnya) dan anteng batine (tenang hatinya) agar lebih diberi kemudahan dan kelancaran rejeki oleh Allah SWT. Kemudian Gus Ton juga menyampaikan, untuk ‘menunjang’ lancar rezeki, agar janganlah berat untuk berderma / bershodaqoh.
“Misal kalau masih merasa berat memberikan 20 persen kekayaan untuk beramal, mungkin 5 persen dulu atau 3 persen saja tidak apa-apa,” ungkap Gus Ton, di sela-sela Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online 7 Malam yang hanya dengan satu ‘tajuk’ yaitu Wahyu Rezeki Agung namun dengan isi tergantung perspektif masing-masing dalang.
“Dengan langkah Gus ton tersebut bukan sekedar nguri-nguri budaya Jawa, tapi nguripi budaya Jawa,” komentar Ki Dalang Sugiman (Mbah Sugiman) dalang asal Blitar yang paling sepuh (usia 80 tahun) saat tampil di hari pertama sebagai dalang pembuka. Meskipun sudah usia 80 tahun tapi Mbah Sugiman sanggup tampil semalam.
Penelusuran dari dokumen pagelaran Gus Ton tiga (3) tahun yang lalu disampaikan oleh Abah Kirun pelawak kondang, bahwa Gus Ton itu bukan sekedar nguri-nguri budaya Jawa tapi nguripi. Menurut Abah Kirun, kalau nguri-nguri semua orang bisa, yang susah itu nguripi, misal denfan sering nanggap supaya para seniman dapat rizqi dan itulah Gus Ton yang tiap bulan selalu nanggap wayang.
Dijelaskan pula oleh Gus Ton bahwa kunci yang juga penting untuk melancarkan rezeki diantaranya berbakti penuh dhohir batin pada kedua orang tua, ziarah ke makam WALI ALLAH, entah WALI ALLAH manapun, namun yang penting hati mantap, madhep mantep. “Juga jangan lupa amal mengisi kotak amal yang ada di lingkungan makam para WALI ALLAH tersebut, dengan jumlah ngisi kotak amal yang ditingkatkan dari 10 ribu sampai 100 ribu, juga amal-amal yang lain,” ungkap Gus Ton seraya menyebut ziarah ke para WALI ALLAH diantaranya ada makam WALIYULLAH Kyai Zakaria/Raden Mas Zakaria (Eyang Djugo) dan Raden Mas Iman Sudjono di Gunung Kawi, Malang.
Gus Ton juga mengingatkan ketika ziarah dan berada di titik inti pesarean (makam) para wali agar jangan gegojekan (janganlah seenaknya guyonan) supaya dapat berkah. Tapi kalau pas di tempat parkiran atau pas di warung dan sejenisnya, mungkin ndak apa-apa gegojekan, ungkap Gus Ton yang dikenal peduli fakir miskin, peduli yatim piatu, peduli para musafir lelaku dan sejenisnya. Namun lebih banyak hal-hal tersebut yang oleh Gus Ton banyak kegiatan sosial yang tidak boleh dipublikasikan, tapi hanya sebagian kecil saja yang boleh dipublikasikan, itupun dengan niat agar memicu yang lain untuk melakukan kebaikan.
Gus Haji Mas Sulthon juga mengingatkan bahwa di bulan Syuro/Muharram yang disakralkan oleh orang Jawa, juga termasuk bulan yang penuh keberkahan sebagaimana dijelaskan dalam banyak kitab bahwa bulan Syuro/Muharram, banyak kejadian yang bersejarah, kebetulan pula puncak khaul WALI ALLAH di gunung kawi jatuh pada bulan Syuro pula, tepatnya tanggal 11,12 Syuro. Sedangkan banyak lagi kejadian-kejadian besar yang sangat bersejarah, juga dialami para Nabi dan Rasul.
Sekadar catatan, pentas Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online 7 Malam tersebut dimulai tanggal 19 Agustus 2020 sampai tgl 25 Agustus 2020. Setelah pagelaran malam ke 7 selesai Bapak Paulus Pangka selaku pendiri dan pimpinan LEPRID menyatakan bahwa yang dilakukan Gus Ton itu layak mendapatkan rekor dunia dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia, LEPRID karena luar biasa pelaksanaannya apalagi dalam situasi-kondisi Covid-19.
“Gus Ton layak masuk rekor dunia sebagai Pemrakarsa Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online 7 Malam di Komplek Pesarean Gunung Kawi tersebut,” ungkap Paulus Pangka, yang juga baru saja menyerahkan penghargaan rekor dunia LEPRID untuk Menteri Kesehatan dan Menteri Tjahjo Kumolo. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>