Foto: Gus “Sultan Pacet” Azhari

SURABAYA – tarunanews.com,  Kemunculan tokoh-tokoh alternatif yang didorong berbagai pihak maju Calon Bupati (Cabup) menyongsong Pemilihan Bupati Mojokerto 9 Desember 2020, akhir-akhir ini kian marak dan semakin mengundang perhatian banyak kalangan, termasuk di berbagai media sosial masyarakat Mojokerto sendiri maupun diluarnya. Bahkan dalam diskusi terbatas yang membahas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Timur, di Surabaya, kemarin (13/06/2020), soal Pilbup Mojokerto 2020 pun disinggung apalagi hingga kini relatif belum ada Cabup yang kekuatannya mendominasi.

Bahkan masyarakat pun tahu, hingga kini belum ada satupun Cabup Mojokerto yang benar-benar memiliki rekom resmi yang ‘komplit’ untuk kendaraan agar bisa mendaftar ke KPUD Kabupaten Mojokerto, minimal dengan sepuluh (10) kursi diantara 50 kursi DPRD Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut kurang-lebih salah satunya diungkap R. Tri Harsono pemerhati masalah sosial-politik Jatim dalam diskusi terbatas di Surabaya kemarin.

“Hingga kini belum ada satupun yang sudah resmi mengantongi tiket untuk digunakan mendaftar sebagai Cabup Mojokerto,” ungkap R. Tri Harsono seraya mengungkapkan meskipun ada Cabup yang ‘mengklaim’ telah didukung sejumlah parpol, namun sifatnya masih konsolidatif dan wajar saja untuk memupuk kepercayaan diri masing-masing calon, akan tetapi belum benar-benar berupa rekom. Menurut R. Tri Harsono, jika bersifat konsolidatif, memang ada yang menyebut Ikfina Fahmawati (isteri mantan Bupati Mustofa Kamal Pasa/MKP) – M. Al Barra sudah didukung minimal sepuluh (10) kursi yaitu Demokrat (5), Nasdem (3) dan Hanura (2). Namun Ikfina isteri mantan Bupati Mojokerto MKP itu dinilai harus bekerja ekstra keras akibat suaminya yang terlibat korupsi dan telah divonis delapan (8) tahun penjara dengan kemungkinan kasus yang masih terus berkembang.

Baca Juga :  Semangat Pilkades Desa Canggu, Kecamatan , Badas, Kab-Kediri

Kemudian Pungkasiadi yang kini Bupati Mojokerto incumbent yang juga akan maju Cabup lagi, konon juga minimal telah didukung sepuluh (10) kursi yaitu dari PDIP (9 kursi) dan PBB (1). Pungkasiadi yang juga beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi kasus mantan Bupati MKP ini, konon berpasangan dengan Jauharoh Said pengusaha biro Haji An Namiroh yang mengaku karena direstui oleh salah satu kyai sepuh Mojokerto, KH.Chusaini Ilyas. “Namun di internal, juga ada yang belum sreg dengan sosok Jauharoh Said, sehingga coba-coba cari alternatif. Apalagi pada awal-awal sempat beredar kabar akan gandeng Titik Masudah yang adik Ida Fauziah Menaker RI, untuk menggaet dukungan PKB,” ungkap R. Tri Harsono.

Baca Juga :  Tasyakuran Perumahan Pt Ana Jaya Makmur.

Sedangkan Yoko Priyono, Kepala Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Mojokerto, konon didukung sebelas (11) kursi yaitu dari Golkar 6 kursi dan PPP 5 kursi, berpasangan dengan Choirun Nisa’ yang pernah menjabat Wabup-nya MKP pada periode pertama 2010-2015.

Namun sekali lagi menurut R. Tri Harsono, belum ada satupun yang resmi dapat rekom. Bahkan menurutnya, semua ‘peta’ tersebut masih sangat mungkin berubah. Apalagi PKB dengan 10 kursi, belum mengerucut kemana arah dukungan. Begitupun PKS dengan 4 kursi), dan Gerindra 3 kursi dan PAN 2 kursi.

Sehingga menurut R. Tri Harsono wajar-wajar saja masih banyak figur yang didorong maju sebagai alternatif termasuk dorongan yang terus untuk Gus “Sultan Pacet” Azhari, bahkan terhadap Ida Fauziah yang kini telah menjadi Menteri Tenaga Kerja RI. Dorongan terhadap Gus “Sultan Pacet” Azhari karena dinilai jaringan luas finansial dan jaringan massa. Gus “Sultan Pacet” Azhari yang sering kali diam-diam mengadakan kegiatan sosial di berbagai daerah termasuk Gresik, Sidoarjo, Surabaya dan lainnya, sejak beberapa bulan lalu juga diam-diam sering melakukan kegiatan sosial di wilayah Kabupaten Mojokerto.

“Gus ‘Sultan Pacet’ Azhari banyak didorong maju Cabup Mojokerto 2020 karena realita politik di masyarakat yang cenderung menilai perlu figur alternatif, dan figur alternatif-nya harus didukung finansial yang memadai,” ungkap R. Tri Harsono mengenai sosok Gus “Sultan Pacet” Azhari, meskipun yang bersangkutan hingga kini belum pernah menyatakan positif maju Cabup Mojokerto.

Baca Juga :  Program Jasmas di alokasikan Ke Desa Maron Wetan di peruntukkan Gasebo

Lantas kenapa R. Tri Harsono terkesan menghadap-hadapkan persaingan antara Gus “Sultan Pacet” Azhari dengan Ida Fauziah Menteri Tenaga Kerja RI? Diantaranya karena faktor kekuatan yang seimbang. Meskipun dengan menjadi Menaker RI, tampaknya DPP PKB harus berpikir ulang untuk mengusung Ida Fauziah sebagai Cabup Mojokerto. Meskipun hal itu bisa menjadi penting mengingat kekuatan jaringan Ida Fauziah di Mojokerto, dan jika DPP PKB ingin menyelamatkan ‘mukanya’ di Kabupaten Mojokerto sebagai pemenang Pemilu 2019 tahun kemarin.

“Jika Gus ‘Sultan Pacet’ Azhari terus didorong banyak tokoh untuk maju Cabup Mojokerto dan kemudian mau maju Cabup Mojokerto, dan DPP PKB mengusung Ida Fauziah, tentu Pilbup Mojokerto 2020 akan lebih ramai dan lebih seru,” tandas R. Tri Harsono yang salah satu saudaranya adalah orang penting di KPK. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?