
(Foto: Ikfina – Gus Ton – Pungkasiadi, Bara – Ida Fauziah – Yoko)
SURABAYA – tarunanews.com, Gus Haji Mas Sulthon (Gus Ton) diantara Ikfina Fahmawati (isteri mantan Bupati Mustofa Kamal Pasa/MKP) dan Pungkasiadi (Bupati incumbent saat ini, red.) bisa menjadi TERKUAT jika mau maju Calon Bupati Mojokerto 2020 (atau ditunda 2021?, red.), dan mengalahkan mereka, juga mengalahkan Al Bara (putera KH. Asep Chalim), Ida Fauziah (Menteri Tenaga Kerja RI, red.) – Gugus, maupun Yoko Priyono? Jika Gus Ton maju Cabup, akan luar biasa karena didukung segala sesuatu yang memadai untuk ukuran Pilbup, lebih-lebih soal dana dan jaringan.
Hal tersebut kurang-lebih diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Jatim hari ini (28/05/2020) dalam diskusi terbatas di Surabaya. R. Tri Harsono menyampaikan hal tersebut dengan mengutip berbagai sumber dari para tokoh di Mojokerto yang berharap ada perubahan, dengan memunculkan Cabup – Cawabup yang diharapkan tidak rawan terseret kasus korupsi yang terjadi sebelumnya yang menyeret Bupati Mojokerto (saat itu, red.) Mustofa Kamal Pasa.
“Beberapa waktu lalu sama-sama kita ketahui sempat diberitakan di berbagai media mengenai langkah-langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK, red.) yang memeriksa banyak keluarga mantan Bupati MKP dan begitu banyak pejabat di Mojokerto, termasuk yang akan maju Cabup dan memiliki potensi untuk tergelincir menjadi tersangka,” ungkap R. Tri Harsono yang salah satu saudaranya juga menjadi salah satu pejabat penting di KPK. Pada tahun 2020 ini, tim penyidik KPK telah lima (5) kali datang ke Mojokerto. Pertama, pemeriksaan dilakukan di Polresta Mojokerto selama satu minggu sejak tanggal 21 Januari 2020. Kedua, tim penyidik KPK datang lagi ke Mojokerto tanggal 18 Februari 2020. Lalu ketiga, tim penyidik KPK kembali datang pada 26 Februari 2020. Keempat, pada pertengahan Maret 2020. Kemudian yang kelima, tim KPK datang lagi ke Mojokerto tanggal 5 Mei 2020 selama tiga hari.
Menurut R. Tri Harsono harapan para tokoh untuk mencari Bupati Mojokerto baru yang relatif lebih baik, dan yang peduli untuk kesejahteraan rakyat (lebih-lebih rakyat kecil, red.) secara riil dan bukan pencitraan adalah hal yang wajar-wajar saja. Suatu syarat yang juga ada pada sosok tokoh seperti Gus Ton, juga Mulyono Wisata Desa meskipun untuk Mulyono WD lebih pas jika menjadi Cawabup dan bukan Cabup.
Namun pertanyaannya, menurut R. Tri Harsono, para tokoh Mojokerto seperti Gus Haji Mas Sulthon yang didukung menjadi Cabup dan Mulyono WD yang lebih didukung sebagai Cawabup itu, apakah Gus Ton dan Mulyono WD mau terjun dalam dunia politik praktis? Berdasar penelusuran R. Tri Harsono melalui orang-orang dekat di sekitar Gus Ton maupun orang dekat di sekitar Mulyono WD, ternyata dua sosok tokoh tersebut sama-sama tidak tertarik untuk terjun di dunia politik praktis.
“Gus Ton lebih memilih berbuat riil secara langsung untuk masyarakat seperti yang selama ini dilakukannya, dan banyak diantaranya dilakukan secara diam-diam,” ungkap R. Tri Harsono seraya menyebut dari sumber di sekitar Gus Ton didapat info bahwa Gus Ton tidak akan terjun ke dunia politik praktis karena memang tidak diperbolehkan oleh kyai sepuh-nya, yang disampaikan sekitar tahun 1986.
Sedangkan untuk Mulyono WD, dari orang sekitarnya didapat info bahwa Mulyono WD lebih memilih tetap menjadi pengusaha bersama UMKM, dan enggan terjun politik praktis. Meskipun Gus Ton maupun Mulyono WD juga sama-sama sering didorong berbagai tokoh masyarakat untuk maju dalam Pilbup Mojokerto 2020. Bahkan Gus Ton dilamar banyak tokoh untuk maju Cabup Mojokerto 2020 tersebut.
Sekadar catatan, dari 50 kursi di DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2019-2024, untuk persebarannya terhitung ‘relatif’ merata karena terdapat sebelas (11) partai politik yang mendapatkan kursi dengan perolehan tertinggi diraih PKB dengan 10 kursi, PDIP 9 kursi, Golkar 6 kursi, PPP 5 kilursi, dan Demokrat 5 kursi.
Kemudian ada PKS yang dapat 4 kursi, Gerindra 3 kursi, Nasdem 3 kursi, PAN 2 kursi, Hanura 2 kursi dan PBB 1 kursi.
Dengan posisi perolehan semacam itu, dengan sebelas (11) parpol peraih kursi, jika antar parpol saling ngotot, bisa muncul 4 pasang Cabup-Cawabup atau bahkan 5 pasang Cabup-Cawabup. Yang jelas yang membidik Cabup terdapat nama Ikfina Fahmawati, Pungkasiadi, Yoko Priyono, dan kemungkinan Edy Purnomo atau Kolonel Wahyu dari BAIS atau Ida Fauziah Menteri Tenaga Kerja RI. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>