
MOJOKERTO – tarunanews.com, Kerajaan Majapahit (berawal dari tahun 1293, red.) yang berpusat di Trowulan dan sekitar (Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur atau Mojokerto Raya red.) merupakan sebuah kerajaan bercorak agraris terbesar di Indonesia, juga memiliki pelabuhan-pepabuhan terkenal, dan Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan serta menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang laut Nusantara termasuk kawasan-kawasan sekitarnya. Keberhasilan Majapahit, kemakmuran, dengan agraria dan kelautan. Kurang lebih hal tersebut diungkapkan Gus Ahmad Taji/ Sutaji Al Malik (Gus Taji) ketua Umum LMBN-NKRI yang kebetulan juga Ketua Harian Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dalam diskusi terbatas (Prokes Covid-19) kemarin 17 Februari 2021 di Mojokerto pusat Majapahit.

Menurut Gus Taji, keberhasilan agraris dan kelautan Majapahit memakmurkan rakyat, serta keberhasilan menjalin hubungan kerja sama dengan dunia luar, menjadikannya suri teladan bagi pemimpin-pemimpin bangsa begitupun pada saat-saat di sekitar Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dan sejumlah waktu setelah kemerdekaan termasuk oleh Ir Soekarno (Bung Karno/ Presiden RI pertama, red.) serta Profesor Mohammad Yamin dkk para pendiri NKRI, hingga banyak hal yang berhubungan dengan Majapahit yang ‘diadopsi’ dan menjadi ‘rujukan’ oleh para pendiri bangsa untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. Misal mengenai Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan NKRI adalah berasal dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pujangga istana Kerajaan Majapahit. Juga istilah Pancasila, bendera Dwi Warna Merah Putih, dan masih banyak yang lain.
Masih menurut Gus Taji, namun sayangnya saat ini hal tersebut kurang menjadi perhatian oleh pemimpin mulai dari pusat sampai daerah, lebih-lebih sejak Reformasi, yang diantara efeknya hingga kini belum pernah ada mobilisasi masif dari negara untuk menghidupkan spirit Majapahit yang pemerintahannya peduli dan berhasil memakmurkan rakyat. Padahal spirit dengan gol untuk mengutamakan kemakmuran rakyat juga merupakan cita-cita Kemerdekaan NKRI yang tercantum dalam Pancasila maupun pembukaan dan isi (batang tubuh) Undang-Undang Dasar 1945.
Menurut Gus Taji, juga belum ada ‘monumen’ yang monumental yang dibangun untuk memfokuskan ‘ingatan’ mengenai Majapahit, misal berupa semacam miniatur yang berhubungan dengan Majapahit berupa tempat wisata yang komprehensif yang menggambarkan Majapahit. Menurut Gus Taji, tampaknya seperti ada kekuatan besar yang tidak menghendaki soal kejayaan Majapahit yang pernah mengalahkan Tiongkok.
“Padahal Presiden Soekarno dan Menteri Pendidikan/Pengajaran Profesor Mohammad Yamin ketika itu bisa disebut sebagai dua orang yang sangat menjujung tinggi Majapahit bersama para pemimpin lainnya ketika itu. Bahkan dari Bung Karno serta Mohammad Yamin dkk-lah banyak nilai-nilai Majapahit yang hingga kini masih banyak digunakan,” tegas Gus Taji, yang didukung Ayni Zuroh ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, yang dalam waktu singkat telah menggeliatkan olahraga dayung di Mojokerto hingga dirangkul PODSI Provinsi Jawa Timur untuk kemungkinan menjadi Pusat Latihan Daerah (Puslatda) atlet dayung Jatim untuk event-event nasional. Meskipun untuk mengawali menggeliatkan olahraga dayung tersebut tidaklah mudah dan harus dengan pengorbanan yang luar biasa termasuk mengawali dengan dana-dana pribadi. Padahal olahraga air termasuk dayung, meskipun baru menggeliat namun cukup mendobrak dan mengingatkan ‘secuil’ dari Majapahit.
Untuk itu dalam soal Majapahit, Gus Taji yang juga didukung Endik ‘Gundul’ Sugiyanto salah satu Tim Sukses Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto terpilih 2021 – 2024/2026 (dr Ikfina Fahmawati dan Muhammad Al Barra/Gus Barra, red.), juga sedang berupaya agar budaya ‘berperahu’ pada zaman Majapahit yang juga ada pada olahraga dayung itu agar bisa lebih jauh dikembangkan dengan sedang diupayakan agar mendapat dukungan dari sebanyak mungkin pihak termasuk kemungkinan CSR perusahaan-perusahaan/BUMD-BUMD/BUMN di Mojokerto dan sekitar maupun di tempat lain. Juga dengan harapan mendapatkan dukungan dari pemerintah mulai dari Bupati/Wakil Bupati terpilih, pemerintah provinsi Jatim maupun pemerintah pusat bahkan jika mungkin hubungan luar negeri.
Gus Taji dengan didukung Ayni Zuroh ketua DPRD Kabupaten Mojokerto dan Endik ‘Gundul’ Sugiyanto, lebih lebar lagi akan lebih memperhatikan seni-budaya Majapahit. Bahkan dalam hal itu, sekaligus untuk membangun wisata sehubungan Majapahit yang ‘agak’ komprehensif sekalipun, Gus Taji juga meminta agar Sandiaga Salahudin Uno (Sandiaga Uno) pria kelahiran Kecamatan Rumbai 28 Juni 1969, selaku Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekaf), agar memiliki jadwal waktu untuk berkantor di Mojokerto yang merupakan pusat Majapahit. “Menteri Pariwisata Sandiaga Uno penting agar memiliki waktu berkantor di Majapahit, di Mojokerto, agar memiliki spirit yang lebih fokus lagi untuk Majapahit seperti yang pada masa lalu dilakukan Bung Karno serta Profesor Mohammad Yamin dan para pemimpin bangsa pada waktu itu,” ungkap Gus Taji.
Pemikiran Gus Taji itu mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, juga Siswahyu Kurniawan penulis buku biografi Asmuni-Srimulat (seniman dan budayawan), dalam kesempatan terpisah. Menurut Siswahyu Kurniawan, ide Gus Taji meminta Menteri Pariwisata Sandiaga Uno itu untuk menyempatkan waktu berkantor di Majapahit/Mojokerto merupakan hal yang strategis untuk berbagai hal termasuk untuk menumbuhkan spirit Majapahit dan sekaligus untuk memformulakan langkah yang komprehensif untuk terus menghidupkan spirit Majapahit yang bisa dikemas dengan format wisata sekaligus format yang lain.
“Bagaimanapun Majapahit adalah spirit NKRI, spirit Nusantara Indonesia. Ini yang penting dipahamkan kepada seluruh rakyat Indonesia, lebih-lebih generasi muda,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga sempat menyampaikan berbagai ide mengenai Majapahit kepada sejumlah pihak termasuk Ida Tjokorda Denpasar IX, dengan Putra Mahkota Doktor AA Ngurah Agung Bima Wira Wikrama (pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dan masih keluarga dari Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak/PPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, red.), yang ketua Raja-Raja Se-Nusantara. Pendapat Anda? Sms kesini= 081216271926. (Siswahyu).
>