Banyuwangi|tarunanews.com-
Genjer-Genjer adalah lagu yang kerap dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), Sejak rezim Orde Baru berkuasa lagu ini selalu disebut sebagai lagu milik PKI,Namun ternyata Bukan.

Menurut Agus Setyawan seniman dan juga pemerhati sejarah Banyuwangi lagu Genjer-genjer adalah mahakarya luar biasa yang bernilai filosofis tinggi ciptaan Mohamad arif seniman asli Banyuwangi.

Genjer-genjer lagu populer berbahasa using bahasa suku asli Banyuwangi,
Syair lagu tersebut dimaksudkan sebagai sindiran atas masa pendudukan Jepang di Indonesia.Saat itu, kondisi rakyat semakin sengsara dibanding sebelumnya.

Awalnya Genjer adalah tanaman gulma untuk pakan ternak yang tumbuh Liar di sawah-sawah, namun menjadi santapan yang lezat akibat masyarakat pada saat itu tidak mampu membeli daging.

Baca Juga :  Letjen TNI (Purn) Anto Mukti Putranto resmi ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi–Taj Yasin Maimoen, dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024

Pasca Indonesia merdeka, lagu Genjer-Genjer tetap hits dan populer, bahkan lagu tersebut sampai dinyanyikan oleh penyanyi populer seperti Lilis Suryani dan Bing Selamet.

Pada era Demokrasi Terpimpin (1959-1966), lagu genjer-genjer
digunakan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk kampanye besar-besaran yang tujuannya untuk meningkatkan popularitas partai.

Agus Setyawan yang juga pendiri ormas Balawangi (pembela adat dan budaya Banyuwangi) kepada awak media ia menjelaskan berdasarkan data-data sejarah lagu milik Partai komunis Indonesia (PKI) yang sebenarnya adalah berjudul”Internasionale”versi Indonesia
Yang diterjemahankan oleh kihajar Dewantoro dan hymne PKI berjudul “pujaan kepada partai” ciptaan Sw kunjahjo. Kedua lagu tersebut lagu wajib yang selalu dinyanyikan saat acara-acara partai komunis Indonesia (PKI)

Baca Juga :  Kapolres Madiun: Tidak Ada ruang Untuk perang sarung dan balapan liar Kami akan tindak tegas!

Ditemui media di sekretariat ormas Balawangi bapak dua anak itu juga mengatakan kecintaanya pada seni,adat dan budaya Banyuwangi membuatnya terpanggil meluruskan sejarah,agar setigmasisai lagu genjer-genjer karya seni asli wong Banyuwangi ini bisa hilang dikemudian hari.

Terakhir kepada media ia memberikan selembar kertas yang tertulis lirik lagu genjer-genjer asli dalam bahasa Using

Genjer-genjer nong kedokan pating
keleler,Genjer-genjer nong kedokan pating keleler

Emake thulik teka-teka mbubuti genjer
Emake thulik teka-teka mbubuti genjer

Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tulih-tulih Genjer-genjer saiki wis digawa mulih

Genjer-genjer isuk-isuk didol ning pasar
Genjer-genjer isuk-isuk didol ning pasar

Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar
Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar

Baca Juga :  Sat Narkoba Polrestabes Surabaya Berhasil Gagalkan Pengedaran Sabu Seberat 4.7 kg

Emake jebeng padha tuku nggawa welasah,Genjer-genjer saiki wis arep diolah.

(Team)

Leave a Reply

Chat pengaduan?