Img 20211224 Wa0156
Img 20211224 Wa0156
JAKARTAtarunanews.com, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) alumni Universitas Gajahada (UGM) Yogyakarta dan KH Miftachul Achyar (Kyai Mift) terpilih masing-masing sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU / pusat) periode 2021 – 2026, dan sebagai Rais Aam PBNU 2021 – 2026 dalam Muktamar NU ke-34 yang diadakan di Lampung, 24 Desember 2021. Kombinasi yang pas dengan background Jawa Timur (Kyai Mift) dan Jawa Tengah (Gus Yahya) yang merupakan basis utama Nahdlatul Ulama (NU) dari sejak awal berdirinya tanggal 31 Januari 1926.

Gus Yahya yang kelahiran Rembang (Jateng) 16 Februari 1966 ini dinilai pas memimpin PBNU ke depan, diantaranya karena memiliki berbagai kombinasi pengalaman yang cukup komplit. Diantaranya sebagai intelektual muslim modern, kaya ilmu pengetahuan dalam dan luar negeri, serta lebih mengintrodusir kearah yang cinta damai, kurang-lebih hal tersebut diungkapkan Gardi Gazarin ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK).

Baca Juga :  Peringati HARI KEBANGKITAN NASIONAL " GIAN Bangkitkan Semangat War On Drug "

“Beliau sosok intelektual muslim modern, kaya ilmu pengetahuan dalam dan luar negeri, serta lebih mewarisi Gus Dur yang lebih cinta damai,” ungkap Gardi Gazarin ICK yang pernah menjadi Ketua Umum Forum Wartawan Polri (Mabes) ini.

Meskipun dari awal banyak pihak telah memprediksi Yahya Staquf bakal terpilih sebagai Ketum PBNU, namun persaingan yang panas dengan KH Said Aqil Siradj, sempat menjadikan berbagai kalangan internal menyodorkan sejumlah nama untuk ‘melenturkan’ persaingan pemilihan Ketum PBNU, diantaranya dengan memunculkan KH As’ad Said Ali mantan Waketum PBNU 2010 – 2015 yang juga mantan Waka BIN, juga ada nama KH Marzuki Mustamar yang Ketua PWNU Jatim.

Baca Juga :  Baznas Buol Partisipasi Pemotongan 4 Ekor Hewan Qurban

Hal tersebut juga diungkapkan salah satu kyai sepuh di Jatim, KH Asep Saifuddin Chalim, yang sengaja memunculkan nama KH As’ad Said Ali. Dengan kemunculan sejumlah nama diluar Gus Yahya dan Said Aqil Siradj, terbukti cukup ikut mengurangi suasana panas menjadi lebih sejuk.

Sehingga dalam pemilihan ketua umum PBNU digelar pada Kamis (23/12/2021) malam di Universitas Negeri Lampung (Unila) para muktamirin (peserta muktamar) memunculkan lima nama caketum yaitu Gus Yahya, Kyai Said Aqil Siradj, KH As’ad Said Ali, KH Marzuki Mustamar, dan Ramadhan Bayo.

Gus Yahya unggul saat Pemilihan Ketum PBNU dari putaran pertama dengan mengumpulkan 327 suara, unggul atas Kyai Said Aqil menempati posisi kedua dengan perolehan 205 suara. Di tempat ketiga, ada nama KH. As’ad Said Ali mengantongi 17 suara, KH. Marzuqi Mustamar 2 suara, Ramadhan Bayo 1 suara, abstain 1 suara, dan 1 suara batal sehingga hanya 552 suara. Atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang menggunakan hak suara.

Didasarkan pada ketentuan AD/ART PBNU, maka yang memperoleh minimal 99 suara pada putaran pertama, berhak untuk lanjut ke putaran berikutnya. Sehingga yang dinyatakan lolos sebagai calon ketua umum hanya dua kandidat, yaitu Gus Yahya dan Said Aqil.

Baca Juga :  Jelang HUT Ke-76 RI, Gardi Gazarin ICK Apresiasi Vaksinisasi Merdeka Percepat Herd Immunity

Saat putaran kedua Pemilihan Ketua Umum PBNU itupun dimenangkan Gus Yahya dengan 337 suara, KH Aqil Siradj 210 suara. Sedangkan KH Miftachul Achyar terpilih sebagai Rais Aam setelah melalui musyawarah mufakat.

Gardi Gazarin sebagai ketua presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK) pun mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021 – 2026 dan KH Miftachul Achyar sebagai Rais Aam PBNU 2021 – 2026.

“Selamat untuk Gus Yahya yang terpilih sebagai Ketua Umum PBNU 2021 – 2026 dan Kyai Miftachul Achyar sebagai Rais Aam PBNU 2021 – 2026,” ucap Gardi Gazarin untuk Kyai Mift dan Gus Yahya, dimana Gus Yahya dinilai sebagai sosok intelektual muslim modern kaya ilmu pengetahuan dalam dan luar negri serta cinta NKRI damai tanpa pandang suku agama untuk Indonesia maju menuju peradaban mulia. (Sis 081216271926).

Advertisement

Leave a Reply