
MOJOKERTO – tarunanews.com, Kawasan Kabupaten Mojokerto semakin semarak dengan keberadaan ‘grup-grup’ yang muncul untuk kepedulian kepada masyarakat dengan berbagai strateginya masing-masing, juga dengan bidang garap masing-masing, dengan berbagai alasan masing-masing juga. Ada pula yang melakukannya secara terbuka, ada yang samar-samar atau tertutup, namun ada pula yang benar-benar dengan cara tertutup untuk masyarakat di sekitarnya. Ada pula yang dengan kemasannya tersendiri sedemikian rupa meskipun tetap saja bisa ditebak bagaimana arahnya. Hal tersebut tentu sah-sah saja, apalagi dalam koridor niat baik untuk kepedulian pada kepentingan masyarakat. Hal tersebut kurang lebih disampaikan Agus J. Aedi pemerhati masalah sosial Jawa Timur, Forum Pemerhati Gerakan Peduli Masyarakat (FPGPM) Jawa Timur, dalam diskusi terbatas kemarin.
Menurut Agus J. Aedi, munculnya gerakan-gerakan peduli masyarakat yang di antaranya diarahkan untuk membantu ekonomi masyarakat dan bersama-sama, jika dimaksimalisasi maka akan menjadi gerakan yang luar biasa yang dilakukan oleh pihak non-pemerintah namun memiliki kepedulian. “Ada gerakan Gus Hans kyai muda untuk Surabaya meskipun berasal dari Jombang UNIPDU, ada Gus Sulthon, ada juga gus muda lainnya misal Gus Ashari di kawasan sekitar Padusan Pacet dan lain-lain,” ungkap Agus J. Aedi.
Pada bagian lain Siswahyu Kurniawan penulis buku biografi sejumlah tokoh nasional termasuk buku Bung Karno Dan Pak Harto, kurang-lebih sepakat dengan yang disampaikan Agus J. Aedi. Namun Siswahyu Kurniawan menambahkan nama tokoh lain yaitu Mulyono yang juga biasa dipanggil dengan sebutan Pak Mul ataupun Gus Mul pemilik Wisata Desa Randugenengan dengan bangunan wisatanya seluas sekitar lima hektar yang telah terbukti ikut serta memberi manfaat riil untuk masyarakat, termasuk dengan program penanaman Kakao (Coklat) yang melibatkan ribuan petani dengan lahan ribuan hektar yang saling tersuporting tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Mojokerto.
Hal yang kurang lebih sama diungkapkan Gus Ahmad Taji salah satu tokoh Mojokerto yang pernah mengikuti garis-keras namun kini telah kembali ke pangkuan NKRI, dengan dirangkul Kapolres maupun Dandim dan Kapolda serta Pangdam, dimana sering diajak silaturahmi untuk memikirkan permasalahan-permasalahan masyarakat dengan mencari solusi-solusinya. “Kalau saya ingin ikut berbuat untuk masyarakat dengan segala keterbatasan saya, namun agar hidup lebih bermanfaat, dengan ke depan lebih memanfaatkan jaringan pemerintah dan aparat yang saya kenal, untuk pro masyarakat,” ungkap Gus Ahmad Taji yang secara berkala dipanggil silaturahmi oleh Kapolres maupun Dandim, bahkan hingga Kapolda dan Pangdam.
Berbuat untuk masyarakat dan bersama-sama dengan segala keterbatasan yang disampaikan Gus Ahmad Taji, juga sedang dilakukan sejumlah pihak termasuk Fatkhur pensiunan Kopassus yang pernah menjadi anak buah Letjen TNI Prabowo Subianto dan pernah mendapat penghargaan hadiah arloji dari Prabowo Subianto. Lalu juga ada Pak Joko dan Agus Subyakto. Mereka berikhtiar ikut Gus Ashari di sekitar kawasan Padusan Pacet, merancang sejumlah program kemasyarakatan termasuk kepedulian untuk petani dan bersama-sama. Hal tersebut tentu embrio-embrio yang bagus untuk menunjang kehidupan masyarakat ke depan. Di antara strategi program adalah menyewa lahan pertanian untuk dikembangkan bidang pertanian, juga menyewa lahan Tanah Kas Desa misalnya untuk dibuat program yang bermanfaat untuk masyarakat, dengan sewa jangka panjang. Fatkhur, Pak Joko, dan Agus Subyakto pun di antaranya menjembatani. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).
>