Img 20220317 Wa0296

MAGELANGtarunanews.com, Salah satu penyebab utama Desa Wisata Karangrejo, Borobudur, Magelang, Jateng bisa mendunia (hingga disebut oleh Menparkeraf Sandiaga Uno sebagai ‘pemilik’ salah satu tempat terbaik di dunia, red.) salah satunya adalah karena kekompakan warga, Kades, perangkat desa, BPD maupun elemen lainnya hingga suporting BUMN/BUMD. Kepala Desa Karangrejo M. Hely Rofikun saling bersama didukung berbagai elemen.

Sehingga sangat maju seperti sekarang ini dengan berbagai paket wisatanya, yang juga meningkatkan kesejahteraan, dijadikan percontohan oleh Kemenparkeraf secara nasional, juga layak ditiru untuk di Kabupaten Mojokerto, salah satunya hal tersebut datang dari Dwi Siswarini Kades Mlaten (Kec. Puri, Kab. Mojokerto, Jatim, red.) yang didukung Budi Hardi sang suami, juga Sumidi Ketua BPD yang juga bendahara Asosiasi BPD Nasional (ABPEDNAS) serta masyarakat yang peduli.

Img 20220317 Wa0297
Memang Desa Karangrejo di Kecamatan Borobudur terletak tidak jauh dari Candi Borobudur, yang berjarak hanya sekitar 2 – 3 kilometer, dan dari Yogyakarta bisa ditempuh dengan mobil online grab / gojek dengan Rp.200 ribu-an, atau Bus Patas AC diantaranya PO Haryanto Yogya – Magelang Rp.25 ribu, ditambah jarak dari terminal Magelang ke Desa Karangrejo dengan alternatif transportasi terserah kita.

Meskipun Desa Karangrejo memiliki potensi dengan dekat Candi Borobudur namun tak akan ada artinya jika tidak ada kekompakan antar elemen desa, juga dukungan berbagai pihak. Sedangkan di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, dengan potensi dari sejarah masa lalu yang berhubungan dengan Kerajaan Majapahit yang begitu besar, dengan potensi yang bisa besar untuk dikembangkan, akan tetapi hingga kini belum ada yang signifikan.

Baca Juga :  Bimbingan Teknis Untuk Lembaga Mitra BNNP Jateng di Puskesmas Poncol
Img 20220317 Wa0298
Sementara Dwi Siswarini kades Mlaten yang didukung Budi Hardi suaminya, Sumidi bendahara ABPEDNAS Kabupaten Mojokerto, masyarakat dan sejumlah perangkat, meskipun potensi Desa Mlaten tidak sedahsyat kawasan Desa Karangrejo maupun kawasan Trowulan, namun ikhtiar bangkit menggeliat. Termasuk dengan adanya kolam pancing yang bisa saja jadi kolam renang, ada makam Joko Sambang, ada Puthuk Tandak, ada Pasar Wisata “Dodolan Jajanan Deso” di Dusun Bedok (Desa Mlaten), ada banyak pengrajin cobek sekitar melibatkan 50 – 120-an yang bisa dikembangkan secara produksi, etalase, event dan lainnya.

Belum lagi posisi Desa Mlaten yang terletak tidak jauh dari Wisata Desa Randugenengan, Bumi Mulyo Jati (BMJ milik Mulyono WD, red.) yang penting untuk berjejaring. Juga alamnya yang terintegrasi dengan makam Joko Sambang, Pasar Rakyat “Dodolan Jajanan Pasar dan lain-lainnya. Serta letak geografisnya yang diantaranya pasa posisi dari arah terminal jika ke wisata Pacet maupun ke Wisata Trawas bisa menjadi jalur utama. Ada harapan dari Dwi Siswarini, Budi Hardi, Sumidi, masyarakat, sejumlah perangkat untuk pengembangan Desa Mlaten meskipun misal tidak sebesar Desa Karangrejo akan tetapi bisa sangat prospektif apalagi jika ada dukungan instansi-instansi terkait, BUMN / BUMD maupun lainnya. Di Desa Mlaten juga ada produk termasuk kerajinan yang dihasilkan ODGJ.

Baca Juga :  Perjuangkan Madura Jadi Provinsi, Civitas Akademika Universitas Madura Titip Aspirasi ke Ketua DPD RI
Img 20220317 Wa0299
“Kalau dari Yogya ke Desa Karangrejo dengan mobil online, sekitar Rp.200 ribuan,” ungkap salah satu dari Desa Karangrejo yang terkenal dengan Balai Ekonomi Desa, Balkondes-nya.

Salah satu yang dikembangkan di Desa Karangrejo hingga go nasional dan internasional memang potensinya memungkinkan adalah homestay, wisata sunrise, gereja burung dan lainnya.

Fasilitas homestay di Desa Karangrejo memiliki gaya bangunan tradisional bercampur modern. Meski begitu, nuansa desa yang didominasi bangunan kayu tetap diutamakan. Berlokasi di tengah-tengah sawah, para pengunjung bisa menikmati pemandangan khas pedesaan dengan Perbukitan Menoreh yang cantik membentang dari barat hingga timur. Untuk homestay yang ada di Balkondes Karangrejo, tersedia tiga tipe kamar, yakni Single, Couple, dan Family yang terdiri dari empat homestay tipe Family, dua homestay tipe Couple, dan empat kamar tipe Single.

Img 20220317 Wa0300
Bahkan harganya ada yang hingga Rp.1,5 juta per malam, dimulai dari ada yang harga sekitar Rp.300 ribuan.

Sedangkan Dwi Siswarini kepala Desa Mlaten, akan mengrmbangkan kawasan terintegrasi di Desa Mlaten. “Untuk itu diantaranya perlu study banding ke Desa Wisata Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,” ungkap Dwi Siswarini yang bersama suaminya, Budi Hardi, dari dulu dikenal peduli sosial bahkan banyak aktivitas yang dibeayai dari dana pribadi.

Baca Juga :  Kumandangkan Takbir, Ribuan WBP LAPAS Banjarmasin Lakukan Shalat Idul Fitri

Apalagi Kades Mlaten Dwi Siswarini (yang kelahiran 5 Maret 1967, red.) dan sang suami, Budi Hardi, dari dulu termasuk ketika tinggal di Bontang, Kalimantan Timur, telah dikenal peduli dalam berbagai kegiatan sosial bahkan tak jarang menggunakan banyak dana pribadi.

Berbagai aktivitas sosial yang pernah digeluti saat di Bontang, Kaltim, diantaranya adalah Koordinator Advokasi Ikatan Bidan Indonesia, Ketua Forum Bidan Swasta (Forbis), Pokja I PKK Kota, Bidang Kesehatan Tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Gerakan Sayang Ibu Kota, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga.

Ibu dari Rendy Nova Hardianto  dan Ameynda Ikhfinna ini saat di Bontang juga aktif di Yayasan Kanker Indonesia dan banyak lagi yang lainnya.

Tak mengherankan ketika pada akhir tahun 2018 terpilih menjadi Kades Mlaten, jiwa Dwi Siswarini maupun sang suami, Budi Hardi, tak bisa lepas dari kebiasaan positifnya berbuat untuk kepentingan sosial. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Sis).

Leave a Reply

Chat pengaduan?