
Surabaya -Taruna News Com diguncang oleh insiden tragis yang terjadi pada Selasa, 14 November 2024. Konflik personal yang didasari rasa sakit hati berujung pada aksi pembunuhan sadis di sebuah rumah kontrakan di Jalan Putat Indah Timur, Surabaya.
Ang Andy Surotrinoto Anggono (pelaku) tega menghabisi nyawa Sundari Hartatik (korban) dalam peristiwa yang membuat tetangga sekitar terkejut. Permasalahan bermula dari ejekan korban yang kerap menyebut pelaku sebagai “pengangguran, sakit-sakitan,” bahkan mengungkit masalah keluarga dengan menyebut pelaku tidak layak tinggal di rumah peninggalan keluarga korban. Ejekan tersebut menyulut dendam mendalam di hati pelaku, hingga memunculkan niat untuk mengakhiri hidup korban.
Dalam rencana yang terkesan dingin dan terencana, Ang Andy menyiapkan pisau dapur yang ia sembunyikan di balik jaketnya. Dengan wajah yang tampak tenang, ia mendatangi rumah Sundari. Awalnya, pertemuan tersebut berjalan seperti biasa, hingga akhirnya suasana berubah menjadi mencekam.
Sundari tidak menyadari ancaman yang mengintai hingga Ang Andy mengeluarkan pisaunya dan menyerangnya secara brutal. Sundari yang berusaha melawan tidak berdaya, terutama dengan kehadiran seorang anak kecil bernama Cynthía Kartika Tjandra yang menyaksikan peristiwa ini dalam ketakutan. Tusukan bertubi-tubi yang dilancarkan pelaku membuat Sundari tewas di tempat, meninggalkan trauma mendalam bagi saksi kecil tersebut.
Kejadian ini segera memicu respons cepat dari warga sekitar yang melaporkannya ke polisi. Tim dari Polsek Sukomanunggal langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengamankan pelaku yang tidak melarikan diri. Barang bukti berupa pisau dapur, jaket yang dikenakan pelaku, dan beberapa barang lainnya berhasil diamankan di tempat kejadian.
Kapolsek Sukomanunggal, Kompol Zainur Rofiq, menegaskan bahwa kasus ini akan ditangani dengan serius. “Tindakan pelaku menunjukkan betapa berbahayanya emosi yang tidak terkontrol. Kami akan memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya,” ujarnya.
Saat ini, pelaku telah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik. Kasus ini menjadi pengingat tragis bahwa konflik, sekecil apa pun, dapat memunculkan bencana jika tidak dikelola dengan bijaksana.
Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban tetapi juga menjadi pelajaran pahit bagi masyarakat tentang pentingnya menahan emosi dan mencari solusi damai dalam menghadapi konflik. Sundari Hartatik telah pergi, namun peristiwa ini akan terus membekas di ingatan orang-orang di sekitarnya.(Dd)
>