Img 20210220 Wa0000
Img 20210220 Wa0000
MOJOKERTOtarunanews.com,  Perhatian pemerintah dari pusat hingga daerah dinilai sangat kurang terhadap keberadaan masa lalu Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Nusantara terbesar yang mampu memakmurkan rakyatnya dengan agraris dan kelautan. Perhatian yang kurang itu, terjadi lebih-lebih setelah Reformasi hingga kini. Padahal spirit Majapahit yang berhasil memakmurkan rakyat, juga merupakan cita-cita Kemerdekaan NKRI yang tercantum dalam Pancasila maupun pembukaan dan isi (batang tubuh) Undang-Undang Dasar 1945. Kurang lebih hal tersebut disampaikan Gus Ahmad Taji/ Sutaji Al Malik (Gus Taji) dalam diskusi terbatas kemarin, 17 Februari 2021.

Masih menurut Gus Taji, juga belum ada ‘monumen’ yang monumental yang dibangun untuk memfokuskan ‘ingatan’ mengenai Majapahit, misal berupa semacam miniatur yang berhubungan dengan Majapahit berupa tempat wisata yang komprehensif yang menggambarkan Majapahit. Menurut Gus Taji, tampaknya seperti ada kekuatan besar yang tidak menghendaki soal kejayaan Majapahit yang pernah mengalahkan Tiongkok.

“Padahal Presiden Soekarno dan Menteri Pendidikan/Pengajaran Profesor Mohammad Yamin ketika itu bisa disebut sebagai dua orang yang sangat menjujung tinggi Majapahit bersama para pemimpin lainnya ketika itu. Bahkan dari Bung Karno serta Mohammad Yamin dkk-lah banyak nilai-nilai Majapahit yang hingga kini masih banyak digunakan,” tegas Gus Taji, yang didukung Ayni Zuroh ketua DPRD Kabupaten Mojokerto dan Endik ‘Gundul’ Sugiyanto salah satu Tim Sukses Bupati/Wakil Bupati Mojokerto terpilih 2021 – 2024/2026 (dr Ikfina Fahmawati dan Muhammad Al Barra, red.), yang dalam waktu singkat telah menggeliatkan olahraga dayung di Mojokerto hingga dirangkul PODSI Provinsi Jawa Timur untuk kemungkinan menjadi Pusat Latihan Daerah (Puslatda) atlet dayung Jatim untuk event-event nasional. Meskipun untuk mengawali menggeliatkan olahraga dayung tersebut tidaklah mudah dan harus dengan pengorbanan yang luar biasa termasuk mengawali dengan dana-dana pribadi. Padahal olahraga air termasuk dayung, meskipun baru menggeliat namun cukup mendobrak dan mengingatkan ‘secuil’ dari Majapahit.

Baca Juga :  Pelayanan Media Di Nias Barat Transparan

Sehingga dalam soal Majapahit, Gus Taji dkk juga sedang berupaya agar budaya ‘berperahu’ pada zaman Majapahit yang juga ada pada olahraga dayung itu agar bisa lebih jauh dikembangkan dengan sedang diupayakan agar mendapat dukungan dari sebanyak mungkin pihak termasuk kemungkinan CSR perusahaan-perusahaan/BUMD-BUMD/BUMN di Mojokerto dan sekitar maupun di tempat lain. Juga dengan harapan mendapatkan dukungan dari pemerintah mulai dari Bupati/Wakil Bupati terpilih, pemerintah provinsi Jatim maupun pemerintah pusat bahkan jika mungkin hubungan luar negeri.

Bahkan dalam diskusi terbatas tersebuthal itu, sehubungan Majapahit yang ‘agak’ komprehensif sekalipun, Gus Taji juga meminta agar Sandiaga Salahudin Uno (Sandiaga Uno) pria kelahiran Kecamatan Rumbai 28 Juni 1969, selaku Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekaf), agar memiliki jadwal waktu untuk berkantor di Mojokerto yang merupakan pusat Majapahit. “Menteri Pariwisata Sandiaga Uno penting agar memiliki waktu berkantor di Majapahit, di Mojokerto, agar memiliki spirit yang lebih fokus lagi untuk Majapahit seperti yang pada masa lalu dilakukan Bung Karno serta Profesor Mohammad Yamin dan para pemimpin bangsa pada waktu itu,” ungkap Gus Taji.

Baca Juga :  Komitmen Kapolri di Aksi May Day: Bentuk Timsus untuk Lindungi dan Kawal Hak Buruh

Pemikiran Gus Taji itu mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, juga Siswahyu Kurniawan penulis buku biografi Asmuni-Srimulat (seniman dan budayawan), dalam kesempatan terpisah. Menurut Siswahyu Kurniawan, ide Gus Taji meminta Menteri Pariwisata Sandiaga Uno itu untuk menyempatkan waktu berkantor di Majapahit/Mojokerto merupakan hal yang strategis untuk berbagai hal termasuk untuk menumbuhkan spirit Majapahit dan sekaligus untuk memformulakan langkah yang komprehensif untuk terus menghidupkan spirit Majapahit yang bisa dikemas dengan format wisata sekaligus format yang lain.

Sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa Majapahit/Mojokerto memenuhi syarat untuk perlunya Menteri Pariwisata Sandiaga Uno ada waktu untuk berkantor di Mojokerto, untuk lebih memiliki kepedulian pengembangan spirit Majapahit. Apalagi di Mojokerto dan sekitar ada sejumlah pihak yang peduli terhadap pengembangan spirit Majapahit termasuk soal seni-budaya, bahkan ada yang secara ‘mandiri’ konsisten melakukan kepedulian meskipun tidak selalu terekspose.

Sumber yang enggan disebutkan namanya itu memberi sejumlah nama seperti Mulyono WD, Gus Haji Mas Sulthon (Gus Ton/Gus Thon), bahkan juga disebut nama La Nyalla Mattalitti ketua DPD RI (yang hobi koleksi benda-benda seni-budaya termasuk yang berhubungan dengan Majapahit, juga keris-keris yang bernilai, red.), juga nama-nama lain.

Baca Juga :  Tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2020 memasuki coklit

Dijelaskan oleh sumber tersebut, Mulyono WD merupakan pemilik Wisata Desa (WD) Randugenengan Kecamatan Dlanggu, yang peduli soal Majapahit, bahkan di tempatnya (di WD) terdapat patung Mahapatih Gajah Mada Tertinggi Yang Disucikan yang proses pembangunannya tidak hanya dilakukan secara fisik namun juga ada proses spiritual yang melibatkan Ketua Raja-Raja se-Indonesia, Ida Tjokorda Denpasar IX yang diiringi Sang Putra Mahkotanya DR AA Ngurah Agung Bima Wira Wikrama (pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, red.). Semua itu secara ‘mandiri’ dilakukan Mulyono WD dengan berbagai strategi pengembangannya.

Sumber tersebut juga menjelaskan soal Gus Haji Mas Sulthon (Gus Ton/ Gus Thon) yang peduli uri-uri sejumlah seni-budaya termasuk Wayang Kulit, yang bahkan Gus Ton mendapatkan tiga (3) Rekor Dunia gara-gara kepeduliannya yang luar biasa terhadap Wayang Kulit, satu (1) dari MURI dan dua dari LEPRID atas salah prestasi Gus Ton yaitu menyelenggaralan Pagelaran Wayang Kulit Virtual Online Selama 7 Malam. Dalam arti meskipun di sela-sela pandemi Covid-19, namun Gus Ton terus saja tetap eksis mengadakan pagelaran wayang kulit meskipun secara virtual online. Dari sumber itu juga disebutkan bahwa Gus Ton tetap ‘nanggap’ Wayang Kulit di sela Covid karena juga diniati untuk membantu para pelaku seni budaya wayang kulit agar tetap mendapatkan penghasilan.

Sumber itu menjelaskan, dengan adanya figur-figur yang peduli semacam itu, menjadikan kian layak bagi Menteri Pariwisata Sandiaga Uno agar menyempatkan untuk berkantor di Mojokerto. Juga agar lebih ada kepedulian pemerintah pusat, sekaligus sinergi dengan figur-figur yang telah peduli seni budaya dan Majapahit. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?