
SURABAYA – Tarunanews.com, Proyek pengerjaan saluran air atau gorong-gorong dengan pemasangan box culvert kerap diiringi sambatan warga Surabaya soal aliran air PDAM mati. Kalau sudah begitu, puluhan titik pipa yang rusak kena garuk alat berat proyek harus dikebut agar air bersih kembali lancar.
Supervisor Hubungan Masyarakat dan Sosial PDAM Surya Sembada Surabaya, Kharisma Putu Sukanto menyatakan dalam sehari pekerjaan perbaikan pipa air yang kena garuk alat berat proyek tidak sedikit, bahkan mencapai antara 10-20 titik per hari.
“Perbaikan pipa PDAM dampak dari pekerjaan gorong-gorong ataupun pekerjaan box culvert itu per harinya frekuensinya lumayan tinggi. Jadi kami itu mengerjakan kurang lebih per hari 10-20 titik,” katanya kepada Taruna news Rabu (24/4/2024).
Sebelum proyek box culvert ini dikerjakan Kharisma mengaku PDAM sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti pemkot dan kontraktor. Dengan demikian PDAM bisa mencegah kebocoran pipa imbas galian dengan lebih dulu memindahkan jalur air sebelum penggalian dilakukan.
Namun dalam pelaksanaannya, banyak pipa yang tidak sengaja rusak karena koordinat pipa yang diberikan PDAM ke kontraktor di sejumlah lokasi tidak jarang meleset. Hal ini, kata Kharisma, terjadi karena perkembangan zaman.
“Namanya pipa yang usianya puluhan tahun, kadang itu koordinat yang kami sampaikan ke temen-temen di lapangan ada melesetnya sedikit. Itu yang selama ini jadi kendala yang cukup banyak,” ujar Kharisma.
“Misalkan koordinat pipanya ini harusnya dulu di tengah jalan, ternyata selama puluhan tahun ini ada pelebaran jalan di lokasi-lokasi yang dikerjakan box culvert, ternyata pipanya jadinya di pinggir jalan, itu kan koordinatnya geser, tidak sesuai dengan titik,” sambungnya.
Mengenai masalah pipa PDAM yang sering kena garuk ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa kerusakan pipa air imbas galian proyek adalah tanggung jawab pemerintah kota melalui PDAM.
“PDAM itu podo karo pemerintah kota. Jadi setelah ada (laporan) kerusakan, PDAM akan langsung bergerak,” kata Eri usai meresmikan Master Meter PDAM di Tambak Dalam, Asemrowo, Surabaya, Rabu (8/5/2024).
Eri menyampaikan bahwa kerusakan ini terjadi karena tidak ada catatan pasti di mana letak pipa PDAM berada. Hal ini yang menjadi PR dan sedang digarap oleh Pemkot Surabaya.
“Karena dulu pemasangan (instalasi) PDAM, PLN, Telkom, itu nggak ada datanya di titik mana. Kalau sekarang tiap pemasangan baru jaringan apapun itu harus memberikan gambar tercatat di jalan ini, kedalamannya sekian. Kalau dulu wes nggak onok, pokoke masang,” terang Eri.
“Jadi ketika ditanya pipa gas-e nang ndi ae (di mana saja di) Surabaya? Jerune piro (kedalamannya berapa)? Wes gak eroh (sudah, nggak ada yang tahu). Nah ini yang kami lagi tata lagi,” katanya.
Selain mencatat lokasi dan kedalaman pipa untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari, Eri juga membeberkan langkah untuk merapikan instalasi di Kota Pahlawan. Menurutnya, penanaman kabel di bawah tanah dengan menggunakan pipa akan membuat tata Kota Pahlawan semakin baik.
“Karena Surabaya nanti, Insyaallah kita juga lagi bergerak ke arah ducting ya. Nanti setelah ducting selesai, semua (instalasi) akan masuk ke dalam ducting,” ujar Eri.(Dd)
>