
Lamongan-tarunanews.com,Para Pedagang Kaki Lima (PKL) umumnya tidak memiliki keahlian khusus sehingga mengharuskan mereka bertahan dalam suatu kondisi yang memprihatinkan dengan kurangnya modal mereka menggunakan sarana yang murah dan sederhana (seringnya buatan mereka sendiri dan tidak standar) dan kemudian memilih tempat berjualan yang sesuai kehendak mereka, kadang berpindah tempat tidak menentu yang penting tidak perlu membayar sewa mahal, dan pilihannya adalah sarana umum seperti trotoar dan badan jalan. Demikian halnya yang terjadi di Pasar Babat dan Lamongan Plaza.
Penataan para PKL sangatlah kompleks tidak sesederhana yang dibayangkan. Diperlukan lintas koordinasi dengan Camat sebagai penguasa wilayah. Dinas perhubungan, SatPol PP. Seperti yang diungkapkan Suhartono Direktur PD Pasar Kab. Lamongan pada dengar pendapat dengan komisi B DPRD Lamongan di Kantor Pasar Babat (Selasa. 18 Februari 2020).
Pejabat Direktur PD Pasar yang baru saja di lantik ini juga punya cara tersendiri dengan menempatkan PKL pada suatu lokasi, tentunya dengan penataan yang baik.
PAD yang dibebankan untuk disetorkan juga menjadi tantangan bagi Direktur PD Pasar Lamongan ini. PD Pasar dengan 16 pasar dan Plaza Lamongan. Kondisi Plaza Lamongan butuh inovasi dan terobosan dari Suhartono.
Rencana untuk penataan Pasar Hewan Tikung dan Pasar Hewan Nguwok juga menjadi perhatiannya. Di kedua pasar hewan itu juga akan di sulap jadi rest area yang nyaman.
Ags
Edtr:adr/red
>