
SURABAYA – tarunanews.com, Tan Sri Vincent Tan Said, Ahmad Dzaki Akmal Yuda, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, beda generasi, ada bingkai sama perspektif ke depan sepakbola.
Banyak pesepakbola junior-anak (pesepakbola muda) di Indonesia yang sebenarnya memiliki kemampuan bermain sepakbola yang bagus, ketekunan berlatih, yang memiliki keinginan lebih berkembang. Tak jarang di antara mereka yang mengikuti informasi perkembangan sepakbola internasional, termasuk terhadap Malaysia salah satu negara terdekat dari Indonesia yang dinilai oleh para pesepakbola junior-anak itu memiliki perhatian yang luar biasa pada pesepakbola junior-anak untuk proyeksi ke depan. Kekaguman terhadap Malaysia yang juga diungkapkan pesepakbola junior-anak Ahmad Dzaki Akmal Yuda yang pernah bermain untuk Bhayangkara FC U14, U15, U16 (2017-2019); juga pernah bermain untuk tim Liga 1 U 16 Kalteng Putra Elite Pro Academy (Februari – April 2019) dalam Festival Filanesia di National Youth Training Center Depok PSSI pusat; dan di Persebaya U 16 Liga 1 Elite Pro Academy 2019 (April – September 2019/ hingga kini) yang Juara 3 Liga 1 U 16 Elite Pro Academy 2019. Ahmad Dzaki Akmal Yuda kagum pada pembinaan pesepakbola muda di Malaysia yang dilakukan secara terstruktur nasional dan kolosal. Hal tersebut kurang-lebih diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Indonesia Olahraga Sehat (FPIOS) di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Menurut R. Tri Harsono yang sering menjadi perhatian di antara para pesepakbola junior-anak Indonesia terhadap Malaysia di antaranya ‘munculnya’ akademi sepakbola, Mokhtar Dahiri Academy (AMD) sejak tahun 2015, ditambah dengan ‘kehadiran’ Minister Of Youth And Sports Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman yang benar-benar menteri muda dan termuda (kini berumur 27 tahun) yang menggelontorkan dana besar-besaran untuk Akademi Mokhtar Dahiri, bahkan konon hingga 85 juta Ringgit Malaysia (sekitar Rp.300 Miliar, red.). Dana tersebut untuk menempa sekitar 200 – 300 pesepakbola usia muda yang tersentral secara nasional, dengan didampingi 22 pelatih lebih, dengan fasilitas 10 lapangan sepakbola lengkap. “Sejak Syed Saddiq Syed Abdul Rahman anggota dewan dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (BERSATU, red.) diangkat menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, perhatian terhadap pesepakbola usia muda meningkat pesat, lebih-lebih perhatian pada Akademi Mokhtar Dahiri, perspektif riil percepatan pembangunan sepakbola di Malaysia,” ungkap R. Tri Harsono.
Hal yang kurang-lebih sama dengan R. Tri Harsono juga diungkapkan Siswahyu Kurniawan penulis buku Humor Sepakbola yang juga penulis buku Bung Karno Dan Pak Harto. Siswahyu Kurniawan menyebut salah satu keberhasilan Akademi Mokhtar Dahiri serta Menteri Pemuda Dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman di antaranya ‘lahirnya’ pesepakbola usia muda Malaysia, Luqman Hakim Shamsudin menembus tim nasional senior Malaysia. Bahkan Luqman Hakim yang bertinggi badan 170 cm kelahiran 5 Maret 2002 (di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, red.) bisa dikontrak salah satu klub Liga 1 Belgia, K.V.Kortrijk milik Tan Sri Vincent Tan Said yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sebagai filantropi serta kepedulian yang luar biasa pada pesepakbola usia muda.
Hal tersebut juga menjadi perhatian pesepakbola junior-anak di Indonesia, termasuk Ahmad Dzaki Ahmad Yuda yang kini duduk di kelas 3 (9) Sekolah Menengah Pertama/SMP (kelahiran 4 Juni 2004, red.). Menurut Ahmad Dzaki Akmal Yuda, dengan sinerginya Tan Sri Vincent Tan Said dengan Menteri Pemuda Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman serta keberadaan Akademi Mokhtar Dahiri, pembinaan sepakbola usia muda di Malaysia terlihat berlangsung ‘kolosal’ dan terstruktur secara nasional sehingga sangat memungkinkan sepakbola Malaysia akan berkembang lebih pesat ke depan. “Tak jarang teman-teman yang diskusi dan tertarik dengan kepedulian Malaysia kepada pesepakbola usia muda. Kepedulian filantropi Tan Sri Vincent Tan Said, kepedulian Menteri Pemuda Dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, serta keberadaan akademi sepakbola Mokhtar Dahiri Academy,” ungkap Ahmad Dzaki Akmal Yuda pesepakbola Persebaya U 16 Liga 1 Elite Pro Academy yang jangkung ini (memiliki tinggi badan 177 cm, red.) dan dalam bermain sepakbola bisa hampir semua posisi, terutama Bek Kiri, Gelandang Bertahan, serta Center Bek ini.
“Tan Sri Vincent Tan Said dan Syed Saddiq Syed Abdul Rahman bisa menjadi harapan bagi pesepakbola junior-anak, kemungkinan tidak hanya Malaysia, namun global mendunia,” tambah Ahmad Dzaki Akmal Yuda yang pernah bermain untuk Bhayangkara FC U 14, U 15, U 16 (2017-2019, red.) dan klub Liga 1 U 16 Kalteng Putra U 16 Elite Pro Academy (Februari – April 2019, red.) dalam Liga 1 U 16 Festival Filanesia 2019 di National Youth Training Center Depok PSSI pusat ini.
Sekadar catatan Tan Sri Vincent Tan Said pria kelahiran tahun 1952 ini adalah sahabat karib Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad, yang juga dikenal sebagai pria paling dermawan. Bahkan dalam suatu acara Tan Sri Vincent Tan Said pernah memberi donasi 500.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp.2 Miliar lebih ketika itu. Tan Sri Vincent juga dikenal peduli pada pesepakbola. Tak mengherankan dia pun tercatat sebagai pemilik klub sepakbola K.V. Kortrijk Belgia; pemilik klub sepakbola Cardiff City Football Inggris; pemilik sebagian klub sepakbola FK Sarajevo, Bosnia; juga Co-owner and Director of Los Angeles FC. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).
>