Img 20211207 Wa0002
Img 20211207 Wa0002
MOJOKERTOtarunanews.com, Drs H. Soehartono anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 8 (Kab. / Kota Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Nganjuk, Kab. / Kota Nganjuk), beberapa waktu lalu melaksanakan Kegiatan Empat Pilar Kebangsaan Tahap 5 di Kota Mojokerto, di kantor DPD Nasdem Kota Mojokerto di Jalan Mayjen Sungkono sekitar kawasan Rolak Songo Mojokerto. Dalam kegiatan tersebut dihadiri segenap pengurus Nasdem Kota Mojokerto, juga Supriyadi Karima Syaiful tokoh Nasdem yang juga suami Ning Ita (Ika Puspitasari) walikota Mojokerto. Tampak Supriyadi Karima Syaiful mengakrabi Soehartono. Kurang-lebih hal tersebut disampaikan R. Trihar Forum Peduli Jatim (ForPeJe) dalam diskusi terbatas kemarin.

Masih menurut R. Trihar, untuk menghadirkan aktivitas anggota DPR RI ke suatu daerah atau desa, meskipun itu Dapil mereka sendiri, sering kali tidak mudah namun sering kali pula masyarakat tidak mau tahu prosesnya. Entah itu dalam bentuk reses, kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ataupun kunjungan-kunjungan dalam bentuk lain yang melibatkan masyarakat dan konstituen. Banyak masyarakat yang hanya mau tahu bahwa yang penting ada acara, ikut acara, dapat pengganti transportasi dan lainnya.

Baca Juga :  Ketua KPU Provinsi NTT, Jemris Fointuna Berikan Statment Terkait Pilkada Serentak 2024

Padahal seseorang anggota DPR RI untuk jadi ataukah tidak melakukan agenda untuk suatu daerah atau desa, disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya adalah faktor dari Sang Anggota DPR RI itu sendiri apakah cukup komitmen ataukah tidak. Bisa juga, karena Sang Tenaga Ahli ‘mendominasi’ sehingga jadi ataukah tidak suatu agenda bisa tergantung Sang Tenaga Ahli.

“Lebih-lebih jika Sang Tenaga Ahli kurang komitmen atau hanya ingin memonopoli untuk jaringan terdekatnya. Padahal saat coblosan Pemilu jelas-jelas bahwa anggota DPR RI itu Dapilnya bukan hanya satu kabupaten ataupun satu kota, akan tetapi ada beberapa,” ungkap R. Tri Har yang satu saudaranya salah satu orang penting KPK, seraya mengingatkan bahwa masyarakat / konstituen atau bahkan tim sukses harus siap-siap kecewa jika menghadapi hal semacam itu. Sedangkan menurut R. Trihar, bagi tim sukses yang serius sekalipun tidaklah mudah meskipun sungguh-sungguh untuk bergerak saat Pemilu.

“Kalau menghadapi anggota DPR RI ataupun staf ahlinya, tenaga ahlinya, yang misal kurang peduli ke bawah, lebih baik agar ditinggalkan untuk Pemilu berikutnya,” ungkap R. Trihar.

Baca Juga :  AHY : Masyarakat Gelisah Terkait Penegakkan Hukum Yang Terkesan Tebang Pilih

Apa yang disampaikan R. Trihar, kurang-lebih sama disampaikan Siswahyu Kurniawan penulis buku Bung Karno Dan Pak Harto yang sering diminta tolong sejumlah Calon Legislatif (Caleg) DPR RI. Menurut Siswahyu Kurniawan, tak jarang anggota DPR RI minta dibantu soal tim untuk salah satu kabupaten / kota atau salah satu kawasan tertentu ketika Sang Caleg DPR RI melakukan pembagian wilayah. Namun ketika sudah terpilih lantas melupakan komitmen bahkan menyalahkan timnya untuk mengindari dari ‘tanggung-jawab’, dengan ada-ada saja alasan yang diungkapkan.

Siswahyu Kurniawan pun mengungkapkan pengalamannya bersama timnya ketika membantu Caleg yang kemudian berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI. Menurutnya, tak jarang yang lupa komitmen.

“Saya pernah dijanjikan ada kegiatan untuk di Desa Japan (Kabupaten Mojokerto, red.), namun tergeser-geser terus, lantas hingga kini belum terlaksana, padahal terlanjur koordinasi dengan Kepala Desa dan jajarannya. Itu oleh salah satu anggota legislatif,” ungkap Siswahyu Kurniawan, dalam pengalaman lain terjadi untuk Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Bahkan ada sumber lain yang merasakan pengalaman pahit dari tim lain, yang tertipu oleh oknum ‘Tenaga Ahli’ yang mengiming-imingi suatu project, dengan anggota tim lain itu diminta semacam ‘upeti’. Akan tetapi project yang dijanjikan tidak pernah turun.

Baca Juga :  Didik Mukrianto Anggota Komisi III DPR RI Dorong KPK dan Polri Benahi Pengawasan Pungli di Internal

Menurut R. Trihar, kasus-kasus semacam itu menjadikan lebih banyak masyarakat yang kian kurang percaya terhadap para anggota legislatif. Padahal seharusnya sebagai anggota legislatif, harusnya bisa menjaga amanah.

Namun Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku biografi Mardjito GA ketua Puskud Jatim (yang pernah jadi anggota DPD RI dan Komisaris Bank Bukopin, red.), tetap ikhtiar, tetap berupaya untuk Japan, untuk Pojokrejo, untuk desa-desa, agar mendapat perhatian dari para anggota legislatif entah itu berupa reses, kegiatan Empat Pilar Kebangsaan atau dengan bentuk aktivitas-aktivitas lain.

Menurut R. Trihar, dengan posisi sebagai bagian pejabat negara, siapapun dan apapun posisinya, seharusnya fokus ikhtiar ikut mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat seluas-luasnya dan bukan malah menimbulkan kekecewaan. Sebab dengan posisi sebagai bagian pejabat negara, sering kali memudahkan akses ke segala penjuru, yang hal tersebut penting dimaksimalisasi untuk kesejahteraan rakyat.

Tapi memang menurut R. Trihar, di kalangan antar masyarakat sendiri sekalipun, saat ini kian banyak yang tidak saling peduli antar tetangga, terutama terhadap mereka yang secara ekonomi kurang beruntung. “Dalam kehidupan antar masyarakat juga banyak yang mendiskriminasi tetangga yang kurang mampu secara ekonomi. Hal ini juga penting menjadi perhatian para anggota legislatif,” tandas R. Trihar. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?