Img 20211117 Wa0096
Img 20211117 Wa0095
*(“Dalam hidup kita hanya wajib ikhtiar, dalam soal apapun termasuk untuk menjadi pesepakbola profesional ataupun yang lain. Yang penting ikhtiar dan niat baik, sedangkan mengenai hasil adalah urusan Sang Maha Khaliq, Tuhan Yang Maha Kuasa,” ungkap Ahmad Dzaki Ahmad Yuda (Akmal / Dzaki Akmal kelahiran 4 Juni 2004) saat menjadi pemain Persebaya U-16 Liga 1 Elite Pro Academy (EPA) dimana kebetulan kakaknya Akmal: Khansadinah Nahdah Wahyuda (Khansa / Dinah) sudah sejak dua tahun lalu diterima ikatan dinas PTDI – STTD Kementerian Perhubungan untuk ke depan menjadi PNS / ASN yang juga jadi salah satu motivasi Akmal).*

SURABAYAtarunanews.com, “Ketika itu saya (Siswahyu Kurniawan) terlibat rapat diantaranya membahas pesepakbola usia transisi (U-16, U-17, U-18, U-19, U-20) bersama dengan Shah Rei Sukardi (suami dari artis Qory Sandioriva) dan Hans Peter Schaller yang pernah terlibat menangani Bali United FC, dan Assalam FC (klub sepakbola Liga 1 di negara Timor Leste), juga pernah berjasa ikut mengawal ‘rintisan’ tim sepakbola Bhayangkara FC junior dari U-13 dan U-14 hingga mewujud tim Bhayangkara FC U-16 Elite Pro Academy (untuk pertama kali) tahun 2018. Assalam FC klub Liga 1 Timor Leste dengan President dijabat H. Ipolito Soares, dengan Sultan Rarana (Sultan Ra) sebagai Vice Presiden, dan Jamaludin Soares sebagai manejer,” ungkap Siswahyu Kurniawan penulis buku Humor Sepakbola dalam diskusi terbatas kemarin; sedangkan Bhayangkara FC senior (Liga 1) ketika tahun 2017 – 2018 dilatih Simon McMenemy diantaranya didampingi oleh Yeyen Tumena dengan manejer AKBP (Kombes) Pol. Sumardji.

Baca Juga :  Selamat Hut Lantas ke 64 semoga tambah PROMOTER dalam setiap tugas demi masyarakat bangsa dan negara.
Img 20211117 Wa0096
Ada kabar Assalam FC dari negara Timor Leste itu ingin bermain di BRI Liga 1 Indonesia, bahkan kemungkinan ke depan ‘membeli’ salah satu klub peserta BRI Liga 1 Indonesia.

Namun, Puteri Indonesia tahun 2009, yang juga artis, Qory Sandioriva (yang ketika itu masih berstatus calon isteri Shah Rei Sukardi yang seorang pilot lulusan Amerika, red.) juga ikut hadir dalam rapat di Surabaya itu. Artis Qory Sandioriva bahkan sangat bersemangat dan menyatakan terlibat dalam pembinaan pesepakbola usia muda dan usia transisi, diantaranya dengan rencana lobi sejumlah sponsor kakap, berbagai sponsor besar.

Shah Rei Sukardi yang Captain Pilot dan Konsultan Penerbangan dari perusahaan Perancis yang berbasis di Singapura (entah Airbus atau ATR?, red.), juga kian sangat bersemangat hingga telah siapkan sejumlah apartemen di Surabaya, dengan Direktur dijabat oleh Hans Peter Schaller yang asal Austria dan pernah ikut menangani timnas Indonesia. Rencana program tersebut mengambil pesepakbola usia muda dan usia transisi dari seluruh Indonesia, gratis, dengan prioritas proporsional dalam batas tertentu lebih banyak yang dari Jawa Timur. Jika program tersebut berjalan bisa menjadi salah satu pembinaan yang paling ideal (termasuk untuk pesepakbola usia transisi) dengan Shah Rei & Qory sebagai pendana dan jaringan sponsor, lalu Hans Peter Schaller dkk yang menangani program, bahkan hal tersebut menarik salah satu manejemen Madura United (Liga 1) untuk ke depan kerjasama mengadopsi. Achmad Yari yang terlibat pun optimis.

Baca Juga :  Decky Widyatmoko Nakhoda Baru IBCA-MMA, Siap Tingkatkan Prestasi MMA di Kabupaten Mojokerto
Img 20211117 Wa0098
Sayangnya, datang Pandemi Covid-19 sehingga terhenti. Jika dilanjutkan setelah Covid reda misal, maka diperlukan penataan ulang dari awal. Padahal entah sudah habis berapa ratus juta rupiah ketika dihitung mulai dari diskusi awal, hingga ketika sudah disiapkan apartemen di Surabaya. Ini juga termasuk kategori: manusia sudah ikhtiar keras (berkorban tenaga, waktu, pikiran, bahkan dana ratusan juta, red.) tetapi Sang Maha Khaliq, Tuhan Yang Maha Kuasa-lah yang menentukan.

Namun sebelum itu Shah Rei Sukardi, dengan melibatkan Hans Peter Schaller sebagai ‘Penasehat’ telah ikut berjasa besar mengawal embrio Bhayangkara FC yang pada awalnya tahun 2017 dengan nama Metro City – Bhayangkara FC untuk U-13 dan U-14. Saat itu untuk U-13 langsung menggebrak dengan menjadi Juara 1 Nasional Youth Championship di Bali, Gobolabali. Banyak pesepakbola yang berhasil dibina. Diantara salah satu hasil pembinaan itu yang dari Mojokerto adalah Ahmad Dzaki Akmal Yuda (kelahiran 4 Juni 2004 / kini tinggi badan 177 cm, red.) asal Mojokerto yang kemudian juga sempat masuk Kalteng Putra U-16 Elite Pro Academy saat Festival Filanesia awal 2019, juga kemudian masuk ke Persebaya U-16 Elite Pro Academy (2019 – 2020) namun sayang sekali pada Agustus 2021 ketika dipanggil untuk Persebaya U-18 EPA pas tidak bisa hadir karena cedera.

Baca Juga :  Presiden dan Ibu Iriana Saksikan Laga Semifinal Indonesia Open 2023
Img 20211117 Wa0097
Ahmad Dzaki Akmal Yuda sempat merasakan ‘sentuhan’ ilmu Hans Peter Schaller saat embrio Bhayangkara FC U-13 & U-14 itu di Damarsih, melalui arahan kepada pelatih Coach Setiawan yang langsung memberi pengarahan tim.

Rintisan tersebut awalnya di Sidoarjo (Damarsih) hingga kemudian terwujud Bhayangkara U-16 Elite Pro Academy yang kemudian latihannya lebih banyak di Polda Jatim, Stadion Polda Jatim di Jalan Ahmad Yani Surabaya. Kemudian manejer dipegang oleh AKBP Eddwi Kurniyanto yang saat itu menjabat Kasubdit Regident Polda Jatim, dan sekarang menjabat Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Aceh.

Rintisan dari Shah Rei Sukardi bersama artis Qory Sandioriva, diantaranya dengan melibatkan Hans Peter Schaller sebagai penasehat, untuk perhatian terhadap pesepakbola usia transisi merupakan sesuatu yang luar biasa yang dirindukan oleh banyak para pesepakbola usia transisi untuk terwujud ke depan. Apalagi ada program dari Shah Rei Sukardi dkk untuk memperbanyak para pesepakbola usia transisi untuk dikirim ke luar negeri.

“Saya masih terus menjaga hubungan komunikasi dengan Hans Peter Schaller, yang saya yakin tetap mau terlibat jika ada program yang dikerjakan oleh Pak Shah Rei dan artis Qory Sandioriva, atau mungkin juga jika ada pihak-pihak lain yang ingin mendanai program tersebut,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku biografi Asmuni – Srimulat dan buku biografi Mardjito GA yang pernah jadi anggota DPD RI serta Komisaris Bank Bukopin.

Untuk ke depan, untuk hal semacam itu juga diperlukan kepedulian banyak pihak yang lain, bisa sendiri-sendiri, bisa terintegrasi antara pemerintah dengan stakeholder sepakbola dan pihak swasta maupun para sponsor. Diantaranya agar para pesepakbola usia transisi bisa lebih banyak yang menuju profesional, dan dengan harapan agar tidak dipermainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?