Img 20211027 Wa0030

 

Img 20211027 Wa0032
SURABAYAtarunanews.com, Pada tahun 2018 dan 2019, sebelum Pandemi Covid-19 tahun 2020 (mulai Maret 2020, red.), Kemenpora & FOPSSI mengadakan Liga Sepakbola Mahasiswa U-21 yang strategis untuk mahasiswa pesepakbola maupun ‘pra-mahasiswa’ untuk transisi terpantau sebagai salah satu pintu menuju pesepakbola profesional. Apalagi jika ke depan ‘dimodifikasi’ dengan membolehkan ‘pra-mahasiswa’ dengan prosentase tertentu untuk bergabung sebagai salah satu bentuk ‘para’ Perguruan Tinggi (kampus) untuk ikut peduli pembinaan pesepakbola usia ‘transisi’ sebelum mereka menjadi mahasiswa maupun mereka yang dibolehkan gabung dalam jumlah tertentu meskipun misal tidak bisa melanjutkan kuliah misal karena faktor finansial atau kurang beruntung secara ekonomi. Kurang lebih hal tersebut diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Indonesia Olahraga Sehat (FPIOS) dalam diskusi terbatas di Surabaya kemarin, 25/10/2021.

Menurut R. Tri Harsono pada Liga Mahasiswa U-21 tahun 2018 dan 2019 yang didesain melibatkan sebanyak mungkin kampus dari 34 provinsi di Indonesia, mendapatkan sambutan luar biasa dari berbagai perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan selayaknya menurut R. Tri Harsono bahwa perguruan tinggi, lebih-lebih yang memiliki kekuatan finansial, turut peduli membina pesepakbola usia transisi sekaligus mengawal untuk kemungkinan menuju pesepakbola profesional. Bahkan ke depan perlu bagi kampus ada yang masuk dalam Liga 1 Indonesia seperti di Malaysia dengan adanya klub kampus UiTM yang menjadi peserta Liga 1 Malaysia. Bahkan penting banyak kampus menjadi sponsor untuk ikut memajukan sepakbola di Indonesia.

Img 20211027 Wa0030
R. Tri Harsono pun menyebut begitu banyak perguruan tinggi yang pernah ikut Liga Mahasiswa U 21. Misal Universitas Pendidikan (UPI) Bandung (Jawa Barat), Universitas Udayana Denpasar Bali, Poltekkes Aceh, Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Malikulsaleh Aceh, UIN Ar-Rainy Aceh, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Malang (UM) Jatim, Universitas Panca Budi Medan (Sumut), Universitas Siliwangi Tasikmalaya (Jabar), Universitas Mulawarman (Unmul) Kaltim, IKIP Budi Utomo Surabaya (Jatim), Universitas Negeri Surabaya, Universitas Adi Buana Surabaya, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Sumatera Utara / USU Medan (yang juga tim Liga 3), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Jateng, Universitas Negeri Semarang (Unnes) Jateng, Universitas Budi Luhur Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Aviasi Budi Luhur Jakarta, STT Ibnu Sina Kepulauan Riau, Politeknik Batam, Politani Samarinda (Kaltim), IKIP PGRI Kaltim, UIN Antasari Banjarmasin (Kalsel), Uniska Banjarmasin, Politeknik Negeri Tanah Laut (Kalsel), JPOK ULM, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya / UMP (Kalteng), IAHN TP Kalteng, Universitas Palangkaraya, dan masih banyak yang lain.

Untuk itu Tri Harsono berharap dengan Pandemi Covid-19 yang sudah mulai melandai dan liga sepakbola juga sudah mulai diputar, maka pihak Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) dan Forum Pembina Sekolah Sepakbola Indonesia (FOPSSI), penting untuk merancang lagi ke depan untuk diadakannya Liga Mahasiswa U-21. Bagaimanapun, liga tersebut memberi daya tampung yang lebih luas sesuai banyaknya jumlah kampus yang mampu secara finansial. “Para pesepakbola usia transisi juga penting diberi beasiswa oleh sebanyak mungkin perguruan tinggi, apalagi diantara mereka banyak yang dari kalangan yang secara finansial kurang beruntung atau secara ekonomi kekurangan,” tandas R. Tri Harsono.

Baca Juga :  Cegah Covid-19, Koramil 0227/Cipocok Jaya Kodim 0602/Serang, Laksanakan Penyemprotan Disinfektan

Terpisah Pak Puji ayah dari pesepakbola nasional Hansamu Yama Pranata, kurang lebih mendukung sejumlah hal yang disampaikan R. Tri Harsono tersebut karena memang rata-rata perguruan tinggi memiliki kemampuan finansial yang memadai. Menurut Pak Puji, memang perguruan tinggi harus peduli memberi beasiswa penuh kepada para pesepakbola usia transisi.

“Seperti di tempat kami SSB Hanza FC di Mojokerto (owner keluarga pesepakbola nasional Hansamu Yama Pranata, red.), kami bisa menampung banyak pesepakbola usia dini dan muda yang rata-rata kekurangan secara ekonomi. Sehingga ketika mereka memasuki usia transisi, mereka perlu pihak-pihak yang peduli untuk mengawal para pesepakbola itu menuju profesional. Sehingga perlu banyak pihak peduli yang memperhatikan mereka, termasuk perguruan tinggi,” ungkap Pak Puji yang menyebut pihaknya siap bekerjasama dengan pihak yang peduli untuk mengawal para pesepakbola usia transisi menuju profesional, dengan ikhtiar bersama ketika mereka menjadi profesional maka harus mengerti kepada yang telah peduli menjembatani.

Baca Juga :  Saiful Arifin Wabup Pati Bos SPFA Ambil Alih Putra Sinar Giri Gresik Liga 2 Jadi Putra Safin Group

Pak Puji juga prihatin karena selama ini banyak pesepakbola usia transisi yang terombang-ambing, bahkan tak jarang yang ditelikung oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab untuk ditarik kepada tim pihak yang berkepentingan namun masih terus dimintai dana yang besar. Padahal menurut Pak Puji, di luar negeri itu para pesepakbola usia transisi U-17, U 18, U-19, U20 itu sudah dicantolkan untuk dapat pembeayaan. Minimal bagi yang ingin mengejar cita-cita, agar bisa terus berkembang.

Siswahyu Kurniawan penulis buku Humor Sepakbola, kurang-lebih juga sepakat dengan yang disampaikan dengan Pak Puji bahwa para pesepakbola usia transisi perlu mendapat perhatian pihak-pihak peduli dan bukan malah dipermainkan dengan dimintai anggaran, apalagi dengan jumlah yang di luar nalar. Pihak peduli itu termasuk perguruan tinggi dimana terdapat Liga Mahasiswa U-21. Siswahyu Kurniawan pun menyebutkan pihaknya juga secara komunikasi juga sempat membicarakan hal tersebut kepada sejumlah pihak peduli, diantaranya Nanang Azhari bos SRA Cargo Indonesia (SRA Indonesia FC Sidoarjo), Totok Siswanto salah satu tokoh sepakbola Jatim, Coach Agus Yuwono yang berlisensi A-AFC (yang juga Direktur Teknik Akademi Arema) namun mau memegang klub Liga 3 (kini memegang klub Liga 3 Serpong City FC Tangerang Selatan, Provinsi Banten, red.) karena pembinaan, serta sejumlah pihak lain. Bahkan dari hasil komunikasi Siswahyu Kurniawan dengan Coach Agus Yuwono, diantaranya lantas Coach Agus Yuwono ikut peduli sedang ikhtiar mencarikan sponsor untuk klub lain yang kesulitan.

“Kalau usul saya pihak yang peduli seperti yang disampaikan Pak Puji, agar bekerjasama. Termasuk kemungkinan misal menjadi semacam induk pembinaan, lantas para pesepakbola tersebut diikhtiari dikawal bersama-sama menuju profesional serta Sang Pesepakbola dan pihak keluarga selayaknya juga memahami ketika sudah menjadi profesional maka peduli kepada yang menjembatani dan peduli pada pembinaan adik-adik juniornya. Hal ini juga menuntut pemahaman dari pihak agency terhadap pihak yang menjembatani, dengan begitu akan bisa saling mengisi memajukan sepakbola kita,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku biografi Mardjito GA Ketum Puskud Jatim yang pernah menjadi anggota DPD RI dan Komisaris Bank Bukopin.

Baca Juga :  Kali Ini Ilham Gelandang Dan Kristiono Striker Jadi Bintang Majapahit Soccer Academy MSA Mojokerto

Nanang Ashari SRA Indonesia FC pun dalam sejumlah kesempatan menyampaikan keprihatinan yang sama atas banyaknya pesepakbola usia transisi yang terombang-ambing sehingga ke depan menjadi salah satu pemikiran.

Terpisah, salah satu tokoh sepakbola Jatim, Totok Siswanto dalam sejumlah kesempatan juga menyampaikan hal yang kurang lebih sama. Termasuk apa yang dilakukan FOPSSI bersama Menpora dalam Liga Mahasiswa U 21 diantaranya dalam rangka hal tersebut. Dan hal lain yang juga penting adalah disiplin bersama.

“Untuk memajukan sepakbola kita harus disiplin bersama. Termasuk tidak boleh ada pencurian umur, manipulasi data, maupun hal-hal negatif lain,” ungkap Totok Siswanto yang di Gresik dalam lingkungan Petrokimia dan Semen Gresik.

Untuk itu kembali yang disampaikan oleh R. Tri Harsono bahwa Liga Mahasiswa U 21 adalah penting dan perlu digulirkan. Namun menurut R. Tri Harsono karena terpepet waktu yang tidak memungkinkan perlu meniru yang dilakukan di Kaltim dimana untuk regional Liga Mahasiswa U 21 itu dilaksanakan namun hanya di tingkat provinsi untuk tahun 2021 dengan tajuk: Liga Mahasiswa U 21 Piala Wagub Kaltim 2021 yang baru tuntas beberapa waktu lalu dengan juara di level Kaltim adalah Politani Samarinda yang dalam final mengalahkan tim IKIP PGRI Kaltim.

“Di daerah-daerah lain, di region-region lain, misal Jatim atau Jateng atau Jabar perlu meniru Kaltim. Bisa saja minta dukungan pemerintah provinsi atau Piala Bupati / Walikota atau Piala Wakil Bupati / Wakil Walikota atau dikerjasamakan dengan pihak lain, bisa juga dengan sponsor, bersama media peduli dan lainnya,” tandas R. Tri Harsono. Namun pada intinya menurut R. Tri Harsono, pihak-pihak yang peduli perlu bersama saling kerjasama, apalagi sudah terjadi salah kaprah di Indonesia termasuk adanya mafia dari level usia muda hingga senior yang merugikan para pesepakbola. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).

Leave a Reply

Chat pengaduan?