Lamongan-tarunanews.com,Kehidupan dua warga yang tinggal di Desa Pajangan ini begitu mengenaskan di era jaman seperti ini, melihat kehidupan warga di sekitarnya begitu jauh sekali, rumah -rumah mewah yang mengelilinginnya serta menghimpitnya

Sebetulnya Kades Pajangan Muhid, prihatin melihat dua warganya itu, tapi apa boleh  buat, dana anggaran di desa begitu pas – pasan, mau di alihkan untuk kegiatan bedah rumah, masih berfikir panjang karena kebutuhan pembangunan desa masih banyak sekali ,sampai di akhir masa  jabatanya yang sekarang di pegang oleh Hengki Purwono sebagai pejabat sementara

Subakti(62 thn), warga RT02 RW04 Desa Pajangan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan menjadi potret kesenjangan sosial di negeri ini, Bapak 3 anak ini dengan kondisi  tubuh yang kurus dan renta ini sungguh miris sekali dalam mengarungi kehidupan di dunia nyata ini, dia pasrah apa adanya meskipun telah berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkan hidupnya seperti layaknya warga didesanya.

Baca Juga :  Pemkab Nias Barat Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Dengan Predikat Informatif

Bahkan, dalam kehidupan kesehariannya jauh sekali dari kata layak, ia seorang buruh harian lepas dengan penghasilan 800 ribu perbulan, apalagi, rumah yang ditempatnya pun kondisinya sangat memprihatinkan dengan ukuran 6m x 10m , terbuat dari dinding bambu yang sudah tampak rapuh,dan genting bagian atapnya porak poranda. Sehingga, kalau hujan turun bagian dalam rumahnya banyak yang bocor, menjadi becek dan tergenang air, lantainyapun hanya berupa tanah liat tanpa ada kramik atau plesteran

Meski program yang mengatasnamakan pengentasan kemiskinan, marak digembar-gemborkan. Baik oleh Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan begitu gencar. Namun, dua orang ini ,Subakti dan Kaserin  begitu ia biasa dipanggil di desanya lepas dari pantuan pemerintah dan tak pernah sekalipun mendapatkan bantuan apapun.

Baca Juga :  UPJ Tata Busana Salah satu Kompetisi SMKN 1 Sambeng

Keberadaannya pun, seolah-olah tidak diakui oleh pemerintah. Hal itu bukan tanpa alasan, Apalagi, program bedah rumah yang sudah bertahun-tahun dilakukan pemerintah hanya mendengar suara programnya saja, bukti fisik hanya di angan – angan saja

Saat di konfirmasi oleh beberapa media “apakah dirinya pernah mendapat bantuan dari pemerintah, ia mengaku belum pernah  mendapatkanya apalagi merasakannya. “Saya belum pernah dapat bantuan, dalam bentuk apapun dan dari manapun,” kata Kaserin ,sambil menggaruk kepalanya

“Disini saya hidup dengan anak -anak dan istri saya walaupun dengan kerja serabutan dan hasilnya tidak menentu, saya bertekad untuk bisa menafkahinya,walaupun untuk keperluan makan sehari-hari masih bingung apalagi untuk membuat rumah yang pantas di huni ,” ujarnya.

Baca Juga :  Membawa Nama Harum SMAK Frateran Surabaya : Leonardo Kevin kelas XE Raih Juara 1 di Ajang Event Lomba Holistic Feast 3.0

 

Reporter

 

AGUS-HARJONO

Leave a Reply

Chat pengaduan?