Img 20210810 Wa0119
Img 20210810 Wa0119
SRAGENtarunanews.com, Menjelang tahun baru Islam 1 Muharam atau dalam kalender Jawa disebut 1 Sura, kawasan Gunung Kemukus selalu dipadati peziarah. Namun, tahun ini kelihatan berbeda peziarah relatif sepi. Meski ada beberapa orang dari luar kota menyempatkan berkunjung.

Jumlah pengunjung yang berkurang pada 1 Sura ini disebabkan beberapa faktor. Seperti pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir memaksa masyarakat untuk tidak berkerumun. Selain itu, kawasan Gunung Kemukus saat ini sedang direnovasi.

Salah seorang peziarah Dedy  asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyempatkan berziarah di makam Pangeran Samudro, Gunung Kemukus, kemarin (9/8). Dia mengaku sudah sering berziarah di makam Pangeran Samudro.

Prosesi pertama tentu mengambil air di sendang Ontrowulan yang berada sekitar 300 meter dari lokasi makam. Selanjutnya, bancaan atau selamatan. Lalu menuju ke makam dan menyampaikan maksud dan tujuan ke makam. Lantas memasuki ruangan makam, berdoa dan menaburkan bunga.

Baca Juga :  Polda Sulteng Luruskan Pemberitaan Kemunculan Kembali Ali Kalora cs di Lemban Tongoa

Dedy mengaku ingin menenangkan batin secara spiritual. Namun, dia menegaskan doa yang ditujukan hanya pada Allah SWT.

”Saya berdoa saja. Namun, bukan untuk meminta macam-macam. Ke sini juga untuk membantu ekonomi warga sekitar yang berjualan bunga dan sebagainya,” ujarnya.

Pihaknya tidak keberatan karena saat pandemi ini Pemerintah Kabupaten Sragen menggelar acara ritual larap kelambu makam Pangeran Samudro secara terbatas.

”Tidak masalah kalau tidak bisa mengikuti ritual. Karena berdoa di rumah juga sah-sah saja,” ujarnya.

Ditanya terkait revitalisasi Kemukus, dia menyambut dengan baik. Dia menilai langkah pemerintah setempat membuat aura di kawasan tersebut lebih positif.

”Tentu sangat baik, kesannya lebih positif. Saya yakin Pangeran Samudro yang dimakamkan di sini juga merasa senang,” papar dia.

Baca Juga :  Wakil Bupati Buol Beri Pernyataan Tindak Tegas Penambang Ilegal Loging di Sungai Tabong Buol

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen Yusep Wahyudi menegaskan, acara ritual larap kelambu setiap 1 Sura tetap diadakan. Pelaksanaan digelar pada Selasa (10/8) ini. Namun dengan peserta terbatas.

”Larap kelambu tetap dilaksanakan dengan sederhana. Hanya terbatas diikuti petugas dan juru kunci, sehingga tidak ada kerumunan, dimulai besok pagi jam 07.00. Kita laksanakan cepat saja, kalau bisa kurang dari 1 jam,” terangnya.

Pihaknya menegaskan pada saat upacara atau ritual, tidak diperkenankan ada peziarah. Sosialisasi sudah dilakukan jauh-jauh hari. Mengantisipasi adanya pengunjung yang membeludak, pihaknya sudah berkordinasi dengan polsek, koramil dan trantib Kecamatan Sumberlawang. (Ddy)

Leave a Reply

Chat pengaduan?