Nganjuk|tarunanews.com- beginilah nasis Petani cabe di Nganjuk mengaku merugi atas penjualan hasil tanaman cabenya pada musim kemarau. Saat ini kualitas cabe buruk sehingga harga anjlok dikisaran 8 hingga 9 ribu rupiah perkilogramnya, sebelumnya bisa tembus sampai 10 ribu rupiah.

Turunnya harga cabe itu terjadi di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngeluyu Kabupaten Nganjuk, sejumlah petani mengaku hanya bisa menjual hasil tanaman cabe seharga 8 hingga 9 ribu rupiah perkilogramnya.

Seperti yang dirasakan oleh Muryati petani asal Desa Sugihwaras, dari hasil panen ia langsung menjualnya ke pengepul yang ada di desanya dengan harga Rp 9 ribu, dari harga itu ia mengaku merugi karena tak sebanding dengan biaya produksinya.

Baca Juga :  Polresta Banyuwangi Jangan Menjadi Boneka PT. Bumi Sari, Bebaskan "Muhriyono" Petani Pakel

Anjloknya harga cabe diakibatkan karena banyaknya hasil tanaman cabe yang rusak dan mengering akibat kekurangan air, sehingga penjualannyapun menurun.

“Jika dalam kondisi air normal ia mampu menghasilkan cabe dengan kwakitas baik dengan harga Rp 10 ribu lebih perkilogramnya,” kata Muryati.

Sementara Agus Saputra, pengepul cabe di Desa Sugihwaras mengaku anjloknya harah cabe ini terjadi sekitar 1 bulanan pada puncak petani kekurangan air untuk irigasi.

Meski begitu, jumlah petani yang menanam cabe masih normal dan tidak mengurangi stok penjualan cabe ke dirinya meskipun diera pandemi covid tak mempengaruhi atas penjualan cabenya.

Petani berharap pada pemerintah agar bisa membagunkan sumur dalam untuk irigasi sawah guna antisipasi adanya kekeringan saat ini.

Baca Juga :  Karyawan Kebun Sawit PT.HIP Buol Sesalkan Atas Tindakan Oknum Yang Mengaku Petani Pemilik Lahan Hentikan Pemuatan TBS

Reporter:(andikprastyo)

Leave a Reply

Chat pengaduan?