
Foto: Siswahyu Kurniawan, Artiyan dan Walikota Mojokerto, serta Hansamu Yama
SURABAYA – tarunanews.com, Di Mojokerto, Kabupaten maupun Kota, memiliki potensi yang besar dalam bidang sepakbola, lebih-lebih Kota Mojokerto, dengan munculnya beberapa pesepakbola yang masuk Timnas maupun yang berkiprah di Liga 1 Indonesia, dari pesepakbola senior hingga pesepakbola juniornya, misal diantaranya Hansamu Yama (Timnas/kini Persebaya senior), Muchlis Hadining, Ahmad Dzaki Akmal Yuda pelajar SMAN 1 Kota Mojokerto (Persebaya U-16 Liga 1 Elite Pro Academy/EPA dari awal 2019 hingga kini, 2020, red.) dan lain-lain. Kurang lebih hal tersebut diungkapkan R. Tri Harsono Forum Peduli Indonesia – Olahraga Sehat (FPIOS) dalam diskusi terbatas di Surabaya hari ini tadi, Selasa (4/08/2020), mengenai “Peta Sepakbola Satelite Sekitar Surabaya”.
Masih menurut R. Tri Harsono para pesepakbola yang telah ikut mengangkat dan mengharumkan nama Kota Mojokerto dalam peta sepakbola nasional tersebut rata-rata justru bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Mojokerto dengan proses awal dari SSB-SSB yang berada di Kota Mojokerto seperti Sinar Mas, lalu Sikatan Muda, dan Hanza FC (SSB-nya keluarga Hansamu Yama, red.) dan lain-lain.
“Walaupun dalam proses mereka menuju profesional itu lebih banyak karena kebetulan ada jaringan masing-masing sendiri dan bukan lebih dikarenakan oleh sistem pembinaan Asosiasi Kota (Askot) PSSI Mojokerto maupun Pemerintah Kota Mojokerto. Padahal Pemkot dengan jumlah penduduk Kota Mojokerto yang hanya sekitar 140 ribu jiwa (sekitar 35 ribu Kepala Keluarga, red.) seharusnya bisa lebih banyak prestasi dalam segala bidang lebih-lebih sepakbola jika ditangani lebih serius dan bukan ‘main-main’ dengan sekadar menghabiskan anggaran,” ungkap R. Tri Harsono seraya menyebut dengan adanya Peraturan Presiden yang minta percepatan pembangunan sepakbola maka seharusnya tiap Pemerintah Daerah termasuk Pemkot Mojokerto beserta Askot PSSI-nya seharusnya patuh lebih serius membina sepakbola.
Masih menurut R. Tri Harsono, apalagi sejak tahun 2020, Pemkot Mojokerto mendapatkan anggaran yang sangat besar, minimal Rp.1,14 Triliun tiap tahun. Untuk alokasi pendidikan 20 persen (minimal sekitar Rp.228 Miliar, red.) seharusnya bisa menyangkut pendidikan secara holistik juga mengenai pendidikan kesehatan jasmani dan rohani yang termasuk di dalamnya adalah olahraga prestasi seperti sepakbola di sekolahan-sekolahan. Menurut R. Tri Harsono, sewajarnya pula diantara alokasi 20 persen anggaran itu adalah untuk prestasi olahraga di sekolahan-sekolahan, minimal dari level bawah hingga SMP. Belum lagi anggaran dari Dinas Pemuda Olahraga melalui KONI ke seluruh Cabang Olahraga (Cabor) yang ada termasuk Askot PSSI (sepakbola) yang bisa lebih difokuskan hingga usia remaja.
“Sehingga sangat besar anggaran yang harusnya bisa dimanfaatkan oleh Pemkot Mojokerto untuk olahraga prestasi di Kota Mojokerto, termasuk untuk para pesepakbola usia dini dan remaja yang telah ikut mengangkat dan mengharumkan nama Kota Mojokerto di kancah nasional. Belum lagi kemungkinan dana yang perlu digali dari CSR-CSR maupun sponsor,” ungkap R. Tri Harsono.
Untuk itu menurut R. Tri Harsono, ke depan Walikota Mojokerto (Ika Puspitasari/ Ning Ita, red.) bersama Wakil Walikota (Rizal Zakariya, red.) sewajarnya harus lebih peduli sepakbola, apalagi dengan adanya Peraturan Presiden mengenai percepatan pembangunan olahraga sepakbola. Begitu pula menurut R. Tri Harsono, untuk Askot PSSI Mojokerto seharusnya juga dicari calon Ketua dan Exco yang peduli pada sepakbola, seraya menyebut sejumlah nama termasuk Joko R., SE dan Drajat (SSB Bina Putra).
Untuk kepedulian, Tri Harsono juga menyebut nama Ir. Artiyan Yunianto MBA yang memiliki pembinaan sepakbola di beberapa tempat termasuk SSB Sinar Mas dan klub sepakbola beserta kompetisinya di Tjiwi Kimia. Dimana R. Tri Harsono menyebut Artiyan konon juga dikenal dekat dengan Walikota Mojokerto Ning Ita, juga jaringan pusat dan kemungkinan sponsor-sponsor.
Pada bagian lain Siswahyu Kurniawan penulis buku Humor Sepakbola, kurang lebih menyampaikan pandangan yang sama dengan R. Tri Harsono. Namun untuk Calon Ketua PSSI Kota Mojokerto ke depan, Siswahyu Kurniawan mengusulkan tambahan satu nama yang diambil dari kalangan generasi muda yang sekaligus praktisi sepakbola profesional, Hansamu Yama yang kebetulan keluarganya juga memiliki SSB yang terdaftar di Kota Mojokerto, HANZA FC yang ditangani Pak No, Riko, Pak Bayu dkk.
“Saya usulkan tambahan satu nama untuk Calon Ketua PSSI Kota Mojokerto ke depan, Hansamu Yama, yang saya rasa tentu akan peduli sepakbola dan peduli generasi muda sepakbola,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga ayahanda pesepakbola Ahmad Dzaki Akmal Yuda, Persebaya U-16 Liga 1 Elite Pro Academy yang harusnya dapat peluang diambil luar negeri namun tertunda karena Covid-19 dan karena faktor usia yang masih terlalu muda.
Masih menurut Siswahyu Kurniawan, jika Hansamu Yama memang dikehendaki menjadi Ketua PSSI Kota Mojokerto, maka akan menjadi yang termuda di Indonesia. Namun Siswahyu Kurniawan juga memberi catatan, jika Hansamu Yama dikehendaki memegang posisi tersebut, maka perlu ditunjuk semacam Ketua Harian. Apalagi mengingat aktivitas Hansamu Yama jika Liga 1 Indonesia bergulir normal kembali, tentu akan sangat sibuk. “Tapi itu hanya pemikiran saya saja, meskipun mungkin agak sulit diwujudkan karena ada calon-calon kuat seperti Joko dan Artiyan Yunianto,” pungkas Siswahyu Kurniawan. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).
>